Social Media

Belajar Agama Lewat Kosakata

Dalam perspektif agama, khususnya Islam, belajar merupakan suatu kemestian atau kewajiban. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam hal menuntut ilmu. Islam memandang sama antara laki-laki dan perempuan dalam hal menapaki keilmuan.

Dorongan Islam dalam jihad keintelektualan dimulai sejak masa kecil sampai menjelang masa ia akan meninggalkan dunia ini. Ada pilar yang selalu dikedepankan oleh Al-Qur’an dalam menata peradaban yang unggul, yaitu peradaban ilmu dan peradaban imaniah. Kedua model peradaban tersebut dapat mengangkat derajat manusia di hadapan Tuhan.

Sebelum manusia diturunkan ke bumi, Tuhan sudah memberikan beberapa fasilitas kepada manusia untuk digunakan mengarungi kehidupan di dunia. Salah satu fasilitas yang amat penting yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia adalah kemampuan manusia untuk memahami berbagai ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi. Tuhan pernah mengajari Adam tentang nama-nama, yang tidak diajarkan kepada malaikat. Manusia adalah makhluk yang punya kemampuan untuk melakukan pengembangan diri, punya daya kreatif, sehingga dapat menciptakan suatu peradaban yang maju.

Mengacu pada statement di atas, bahwa manusia punya kemampuan untuk memahami berbagai ciptaan Tuhan. Namun pencapaian sebuah pemahaman dibutuhkan suatu metode untuk memahami hamparan misteri yang telah disiapkan oleh Tuhan. Kita diperintahkan oleh Tuhan untuk belajar dan terus belajar tanpa pernah berhenti. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Tuhan mengajari Adam dengan berbagai nama atau berbagai kosakata yang berkaitan dengan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Ini adalah salah metode belajar, khususnya yang berkaitan pembelajaran di bidang agama.

Metode kosakata atau metode tema-tema sentral dalam belajar agama adalah cara mudah untuk menguasai istilah-istilah dalam agama. Ada ulama atau cendekiawan muslim yang mencoba mengarang kitab atau buku dalam bentuk kosakata sentral dalam agama. Ada juga yang mencoba menyajikan term-term pokok yang ada dalam Al-Qur’an seperti buku yang dikarang Prof. Fazlur Rahman, guru besar pemikiran Islam di University of Chicago, yang merupakan guru dari Nurcholish Madjid dan Syafi’i Ma’arif. Dia mengarang buku atau kitab berjudul Major Themes of the Qur’an yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Tema-Tema Pokok Al-Qur’an. Buku yang menjadi rujukan dalam mengkaji Al-Qur’an khususnya yang berkaitan dengan tema-tema pokok yang ada dalam Al-Qur’an.

Model yang telah diperkenalkan oleh Prof. Fazlur Rahman itulah yang banyak menginspirasi berbagai ulama dan cendekiawan, termasuk para pemikir keislaman di Indonesia. Karya-karya yang merujuk ke buku Fazlur Rahman, seperti yang dikarang oleh Dawam Rahardjo dalam satu karyanya yang spektakuler, yaitu Tafsir Sosial Al-Qur’an yang menggunakan pendekatan tafsir-tafsir istilah kunci dalam Al-Qur’an. Karya tersebut sangat bagus karena mengupas dengan sangat dalam tentang term-term kunci dalam Al-Qur’an. Sekalipun Prof. Dawam seorang sarjana ekonomi tapi kajian-kajian keagamaannya sangat mendalam, khususnya di bidang sosiologi agama.

Selain itu, salah satu karya yang tak kalah bagus dalam mengkaji agama dengan pendekatan tema-tema atau aspek-aspek dalam mempelajari agama adalah karya Prof. Harun Nasution. Panggilan akrabnya di lingkungan IAIN Jakarta adalah Pak Harun, seorang pakar teologi yang pernah dimiliki Indonesia dan memiliki banyak murid yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satu di antara muridnya adalah almarhum Dr. Harifuddin Cawidu, seorang doktor filsafat dan teologi IAIN Alauddin Makassar. Buku Prof. Harun yang sangat populer di era 70-an sampai era 90-an dan menjadi rujukan seluruh mahasiswa-mahasiswa IAIN di seluruh Indonesia adalah buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.

Buku ini terdiri atas dua jilid dan memberikan dasar dalam mengkaji agama. Kupasannya tidak panjang, tapi memberikan penjelasan secara tertib dalam mendalami ilmu keislaman. Aspek-aspek penting ilmu keislaman seperti aspek teologi, hukum, filsafat, sejarah, misitisisme atau tasawuf, dan kemasyarakatan dikupas secara berurutan dengan multipendekatan. Buku ini sangat metodologis dalam memberikan pendasaran keilmuan dalam tahap-tahap mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Banyak cendekiawan muslim yang memberikan rekomendasi terhadap karangan Prof. Harun ini.

Di zaman modern sekarang ini, berbagai trik atau metode dalam memahami agama, para ulama dan cendekiawan berusaha untuk menciptakan berbagai metode dalam mempelajari agama, supaya lebih mudah dipahami oleh masyarakat secara umum. Salah satu ulama besar dan seorang pakar tafsir lulusan Al Azhar, Prof. Quraish Shihab sangat produktif dalam menulis dan menghasilkan karya tulis begitu banyak. Buku-bukunya sangat menarik dan mengupas berbagai persoalan agama secara mendalam. Salah satu bukunya yang menjadi pembahasan tulisan ini adalah “kosakata keagamaan”. Buku ini mengupas berbagai kosakata yang sering muncul dalam kajian-kajian keagamaan.

Yang menjadi ciri khas Prof. Quraish ketika akan mengupas persoalan-persoalan keagamaan adalah metodologi kupasannya yang runtut dan mudah dipahami. Sebelum masuk ke inti pembahasan, terlebih dahulu mengupas dari segi kebahasaan. Misalnya ketika membahas tentang “takwa”, dia mengupas asal bahasa dari perkataan takwa, pengertian secara kebahasaan, kadang juga mengutip berbagai pendapat para ulama besar, dan mengaitkan berbagai ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ketakwaan. Kupasan-kupasan Prof. Quraish tentang kosakata keagamaan disajikan dengan bahasa yang mudah, singkat, padat, dan komunikatif. Hampir semua istilah-istilah keagamaan dikupas di buku ini.

Belajar agama lewat kosakata yang disajikan atau ditawarkan oleh Prof. Quraish sangat memudahkan mengkaji agama melalui pendekatan yang sederhana, yaitu melalui kupasan-kupasan kosakata kata keagamaan yang sering menghiasi kajian-kajian keagamaan. Kupasan Prof. Quraish lewat buku ini sangat cocok untuk guru-guru agama atau penceramah maupun masyarakat secara umum untuk dijadikan referensi utama dalam belajar agama.

Kepala Madrasah Aliyah Nuhiyah Pambusuang, Sulawesi Barat.