Social Media

Gandeng Elemen Lintas Agama, GUSDURian Bolsel Peringati Haul Gus Dur ke-13

Komunitas GUSDURian Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, memperingati Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-13 yang digelar di Sekretariat PCNU Bolsel, Kamis (22/12) malam. 

Haul Gus Dur tersebut diisi dengan beragam agenda; mulai dari tahlilan, doa lintas iman, testimoni tentang Gus Dur, hingga pemutaran film dokumenter Tiga Agama Tetap Bersama

Acara itu juga dihadiri oleh Ketua PCNU Bolsel, Zulkarnain Kamaru, Sekretaris PCNU Bolsel, Kasman Lakibu, Ketua GP Ansor Bolsel, Fadli Tuliabu, Pemuda Kristen, Andreas Keloay, dan beberapa Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bolsel. 

Penggerak GUSDURian Bolsel, Indra Lapa, mengatakan peringatan Haul Gus Dur kali ini adalah yang pertama kalinya dilaksanakan oleh pihaknya semenjak komunitas tersebut diinisiasi enam bulan yang lalu. 

“Peringatan Haul Gus Dur ini, adalah upaya kami generasi muda agar senantiasa mengenang dan meneladankan apa yang telah diperjuangankan oleh cucu pendiri NU itu semasa hidupnya,” katanya.

Indra menuturkan, Gus Dur selama hidupnya dan bahkan ketika menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 begitu kekeuh memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, mulai dari yang berbeda latar belakang agama, suku, hingga ras.

“Tidak hanya itu saja, Gus Dur merupakan pejuang demokrasi. Gus Dur membela mereka yang dilemahkan dan yang dikucilkan oleh negara. Tentu membicarakan Gus Dur tidak pernah tuntas untuk dibahas,” ujar Indra menambahkan.

Sementara itu, Ketua GP Ansor Bolsel, Fadli Tuliabu, yang juga memberikan testimoni tentang Gus Dur menuturkan sosok yang pernah menjadi Ketua PBNU tiga periode tersebut telah memberikan pelajaran berharga untuk bangsa Indonesia, utamanya ihwal merawat perbedaan.

“Sehingga ini pula yang dilakukan oleh GP Ansor untuk terus merawat perbedaan dengan melaksanakan berbagai kegiatan. Salah satu contohnya adalah menjaga gereja saat perayaan ibadah Natal umat kristiani,” ujar Fadli yang juga Ketua Komisi I DPRD Bolsel itu.

Fadli menuturkan, dengan senantiasa merawat perbedaan itu artinya kita tengah merawat Indonesia yang di dalamnya dihidupi dan diperjuangkan oleh beragam latar belakang umat manusia.



Penggerak Komunitas GUSDURian Bolsel, Sulawesi Utara.