Social Media

PC Muslimat NU dan GUSDURian Gorontalo Gelar Mongaruwa dalam Rangka Haul Gus Dur ke-13

Mongaruwa merupakan tradisi mendoakan arwah seseorang yang telah meninggal khas daerah Gorontalo. Tradisi yang sering dilakukan oleh kalangan nahdliyin dalam mengenang dan mendoakan ulama atau tokoh agama yang telah mendahului.

Seperti yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama (PC Muslimat NU) Kota Gorontalo yang menggelar Mongaruwa dalam rangka Haul Gus Dur ke-13 di kediaman Ketua PC Muslimat NU Kota Gorontalo, Jumat (27/1/2023).

Haul tersebut bekerja sama dengan GUSDURian Gorontalo sebagai komunitas GUSDURian di Kota Gorontalo. Turut hadir dalam acara itu sejumlah pengurus PAC (Pimpinan Anak Cabang) Muslimat NU se-Kota Gorontalo.

Para hadirin melaksanakan Mongaruwa yang dipimpin oleh seorang imam. Selepas itu, Ketua PC Muslimat NU Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan saat ini tidak asing lagi dilaksanakan oleh kalangan nahdliyin. Dalam hal ini, mengenang sosok Gus Dur yang merupakan kiai bagi kalangan kaum nahdliyin, terutama bagi komunitas GUSDURian.

“Gus Dur adalah sosok yang membela minoritas yang ada, oleh sebab itu GUSDURian ini lahir. Maka dari itu, dalam mengenang dan mendoakan beliau kita mengadakan haul dengan mongaruwa lo hulondalo,” ucap Misnawaty.

Misnawaty yang juga merupakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo ini turut menanamkan nilai-nilai yang dibawa oleh Gus Dur pada instansi yang dipimpinnya. Seperti pada perayaan Natal tahun 2022, pihaknya mengadakan pohon natal di ruang pelayanan.

“Karena kami menginginkan saudara kami yang umat kristiani merasa bahwa kantor kami ini, Kementerian Agama, adalah kantor mereka juga. Bahkan di depan kantor kami baru dibuatkan mural moderasi beragama,” ujarnya.

Mural Moderasi Beragama di depan Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo.

Sebelumnya pada Rabu (25/1/2023), GUSDURian melaksanakan Kuliah Umum Gus Dur Memorial Lecture bertemakan “Cita-cita Keindonesiaan Gus Dur” yang dilaksanakan di Universitas Negeri Gorontalo, dengan menghadirkan narasumber Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Rumadi Ahmad yang menjelaskan tentang sosok Gus Dur.

“Dari penjelasan beliau kemarin pada giat memorial lecture, yang saya petik dari sosok Gus Dur adalah beliau hebat menempatkan diri dan memilih tema pembicaraan,” imbuhnya.

Misnawaty menyampaikan bahwa sosok Gus Dur adalah sosok yang patut ditiru dan diikuti jejak pemikirannya. Ia merasa masyarakat hari ini sangat perlu meneladani sosok Guru Bangsa tersebut.

Dirinya berharap, melalui kegiatan tersebut, antara Muslimat NU dan GUSDURian khususnya di Kota Gorontalo dapat terjalin kerja sama dalam rangka menyebarkan pemikiran keislaman Gus Dur di tengah masyarakat yang plural.

Sebelumnya, Koordinator GUSDURian Gorontalo Nur Hikmah Biga mengungkapkan, pelaksanaan Haul Gus Dur dengan tradisi Mongaruwa merupakan kali pertama dilaksanakan.

“Tradisi ini sangat perlu dilanjutkan. Sebab tradisi ini adalah satu nilai yang dibawa oleh Gus Dur dalam bentuk menghidupkan tradisi lokal,” terang Hikmah.

Hikmah menjelaskan tentang cikal bakal lahirnya GUSDURian. Ia menjelaskan bahwa setelah wafatnya KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kalangan minoritas merasa kehilangan sosok yang melindungi mereka. Sehingga mereka bertanya kepada putri Gus Dur, Alissa Wahid, siapa lagi yang akan melindungi mereka selepas meninggalnya beliau?

“Dari situlah cikal bakal kemudian anak-anak Gus Dur, murid-murid, sahabat-sahabat dan pengagum Gus Dur membentuk GUSDURian. Kenapa GUSDURian? Sebab, Gus Dur tidak ingin dikultuskan sehingga Gusdurisme tidak dibentuk,” Hikmah menjelaskan.

Ada sembilan nilai keutamaan Gus Dur yang menjadi dasar gerakan GUSDURian, di mana salah satunya menghidupkan tradisi lokal tersebut, kata Hikmah. Seperti pada Haul Gus Dur kali ini, sambungnya, dalam Aruwa terdapat banyak ibu-ibu yang duduk bersama, sehingga kesetaraan antara perempuan dan laki-laki bisa terwujud.

“Kesetaraan adalah salah satu nilai utama dari sembilan nilai Gus Dur yang ada,” ucap Hikmah. 

Penggerak Komunitas GUSDURian Gorontalo.