Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jateng dan GUSDURian Klaten Jalin Silaturahmi Gagasan

Klaten, 23 Mei 2023 – Di balik dinding Joglo Brangkal, sebuah kantor sekretariat yang teduh di Karanganom, Klaten, terjadi perjumpaan yang tak biasa antara Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) PW Jawa Tengah dan Komunitas GUSDURian (KGD) Klaten. Kunjungan yang bertajuk “Anjangsena Nawasena” ini merupakan langkah lanjutan dalam pengkaderan tahap akhir IPM, dengan fokus pada berbagi gagasan dan nilai-nilai terkait upaya moderasi beragama dan dakwah kultural, khususnya dalam konteks pemuda.

Dalam kunjungan ini, IPM dan KGD Klaten mencoba menguraikan makna dan pentingnya moderasi beragama serta dakwah kultural dalam kehidupan pemuda saat ini. Deai Aljanni, salah satu fasilitator dari IPM yang terlibat dalam kegiatan ini, menyampaikan pandangannya, “GUSDURian dan Muhammadiyah pada dasarnya memiliki kesamaan nilai-nilai mengenai Islam yang ramah dan wasatiah. Kami berharap melalui pertemuan ini, dapat lebih memperkuat pemahaman tersebut dan membangun sinergi yang kuat antara kedua kelompok.”

Ketika ditanya mengenai peran pemuda dalam mempromosikan Islam Wasatiah yang toleran, Akyas, seorang kader IPM dari Banyumas, dengan penuh semangat mengungkapkan, “Pemuda memiliki peran sentral dalam menginisiasi gerakan untuk mempromosikan Islam Wasatiah yang toleran. Kami memiliki energi dan semangat yang luar biasa untuk mewujudkan harmoni antarumat beragama dan menjaga kerukunan sosial di tengah kompleksitas kehidupan masa kini.”

“Anjangsena Nawasena” bukan hanya sekadar diskusi dan ceramah, namun juga melibatkan berbagai kegiatan kolaboratif yang melibatkan pemuda dan pemudi yang hadir. Hal ini bertujuan untuk memicu kreativitas dan semangat berinovasi dalam memperkuat moderasi beragama dan dakwah kultural di kalangan pemuda.

Salah satu sesi yang menarik dalam perjumpaan kali ini adalah ketika muncul pertanyaan tentang cara menjembatani agama dan kebudayaan dalam dinamika masyarakat hari ini. Pasalnya, masih banyak agen maupun kelompok yang mendikotomikan antarkeduanya, sehingga tak jarang memunculkan ketegangan antarmasyarakat.

Dalam poin ini disepakati bahwa terma Islam Berkemajuan dan Pribumisasi Islam adalah sebuah ijtihad dalam mengupayakan jembatan tersebut. Keduanya adalah langkah kongkrit menuju praktik agama yang lebih akomodatif terhadap dinamika sosial-masyarakat. Maka, selaku pemuda penting untuk dapat mentransmisikannya dalam laku keorganisasian-komunitas.

Kader IPM Banjarnegara, Abi Umar, berharap kunjungan ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antara IPM dan Jaringan GUSDURian yang terdapat di berbagai daerah. “Kami berharap dapat menciptakan dampak positif yang lebih konkret dan merangkul pemuda-pemudi yang memiliki semangat untuk membangun masyarakat yang inklusif, toleran, dan harmonis,” ungkapnya.

Sementara itu, Bayu Samodera, perwakilan dari KGD Klaten, mengungkapkan apresiasi terhadap IPM PW Jawa Tengah dan optimisme dalam menjalin kerja sama yang lebih luas. “Kunjungan ini akan memperkuat sinergi antara kedua organisasi dan memperluas dampak. Faktanya, bukan kami (GUSDURian) yang menjadi mentor di sini, melainkan kita yang saling bertukar gagasan,” ujar Bayu.

“Anjangsena Nawasena” diharapkan dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi pemuda dan pemudi khususnya Kader IPM Jawa Tengah untuk terlibat secara aktif dalam mempromosikan moderasi beragama dan dakwah kultural. Kegiatan ini menjadi titik awal perjalanan yang panjang, menuju pemuda yang menjadi agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis dan inklusif.

Penggerak Komunitas GUSDURian Klaten, Jawa Tengah. Penggagas Sanggar Jagarumeksa.