JEMBER – Komunitas GUSDURian Jember menghadiri dan menyambut Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam acara buka bersama di Desa Sukogidri, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Senin (25/3).
Tak hanya mengajak komunitas minoritas dan marjinal untuk berbuka puasa bersama, perempuan yang biasa dipanggil Ibu Sinta Nuriyah ini juga memberikan Tausiyah Kebangsaan di hadapan 500-an peserta.
Kedatangan Ibu Sinta Nuriyah disambut dengan pertunjukan budaya tari egrang, pantun, dan puisi yang ditampilkan oleh anak-anak Komunitas Tanoker, sebuah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, budaya, dan perubahan sosial.
Mengawali tausiyah kebangsaannya, Ibu Sinta Nuriyah menyapa hadirin dari komunitas lintas iman, komunitas difabel, dan komunitas marjinal. Tak ketinggalan, penggerak GUSDURian Jember juga berkesempatan dipanggil pertama kali dan berinteraksi dengannya.
Dirinya kemudian menanyakan adakah di antara hadirin yang bersuku Jawa, Madura, Aceh, dan suku lain. Ibu Sinta Nuriyah juga menanyakan siapakah di antara hadirin yang beragama Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu, maupun Baha’i. Dirinya kemudian juga menggarisbawahi bahwa para hadirin adalah bagian dari Indonesia.
“Karena terdiri dari berbagai agama, dan kita akui mereka adalah saudara kita, maka hakikatnya kita ini adalah satu. Jadi kita ini satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, inilah kita rakyat Indonesia,” tandas beliau.
Tak lupa, para hadirin juga diajaknya bersama-sama menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
Ibu Sinta Nuriyah menggarisbawahi bahwa kegiatan sahur bersama telah ia adakan secara rutin sejak belasan tahun untuk membersamai masyarakat minoritas dan marjinal di pasar, alun-alun, terminal, atau stasiun.
Dalam acara, selain masyarakat Desa Sukogidri, GUSDURian Jember, dan komunitas lintas iman juga turut hadir, juga dihadiri oleh para kiai, bu nyai, tokoh masyarakat, perwakilan tiga pilar Kecamatan Ledokombo, Pengurus NU, GP Ansor dan Banser, Muslimat, Fatayat, GUSDURian, IPNU dan IPPNU, serta perwakilan dan banom dan lembaga NU lainnya, perwakilan perguruan tinggi, perwakilan beberapa sekolah dampingan Tanoker, Forum Anak Desa Sukogidri, Tim SITI, dan anak-anak Tanoker.
Abdul Gofur, Penggerak GUSDURian Jember sekaligus Pendamping Komunitas Tanoker Ledokombo, bangga dapat terlibat sebagai panitia lokal yang aktif mengkoordinasikan persiapan kegiatan ini.
“Menjadi panitia lokal dalam acara Sahur Keliling Ibu Sinta Nuriah Wahid merupakan suatu kebanggaan dan pengalaman baru bagi saya. Walaupun sebelumnya sudah beberapa kali menjadi panitia atau terlibat dalam acara di tingkat kecamatan dan kabupaten, tapi acara kali ini berbeda, saya bisa belajar bagaimana berkoordinasi dengan multipihak, mulai dari panitia di tingkat desa, pemerintah desa, hingga berkoordinasi langsung dengan paspampres, dan panitia pusat acara Sahur Keliling. Terlibat di kepanitiaan ini juga menambah relasi baru bagi saya. Saya bersyukur acara ini berjalan sukses dan semoga berkesan bagi Ibu Sinta dan masyarakat desa,” tutupnya.