JAKARTA – Direktur Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid dengan lantang menyampaikan orasi kebangsaan yang menggema di penjuru Aula Asrama Haji Pondok Gede, Jum’at (29/08/2025).
Di hadapan ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia Alissa menyampaikan orasi tentang pemikiran dan keteladanan Gus Dur serta masa depan bangsa Indonesia.
“Tidak pernah terpikirkan bahwa setelah wafatnya Gus Dur sejak 30 Desember 2009 lalu kami bertemu dengan berbagi kelompok marginal dan minoritas dengan pertanyaan yang sama, yakni ke mana kami harus mengadu?” ungkapnya.
Pertanyaan inilah yang kemudian memicu Alissa, keluarga, dan sahabat-sahabatnya untuk berpikir apa yang dapat ia lakukan untuk menjaga warisan yang pernah dilakukan oleh Gus Dur.
“Gus Dur tidak meninggalkan warisan materi untuk kami, kami hanya memiliki warisan perjuangan untuk sesuatu yang sangat mulia, untuk kehidupan yang lebih baik dan bermartabat bagi seluruh manusia Indonesia,” ujar putri sulung Gus Dur tersebut.
Selanjutnya Alissa menambahkan bahwa semasa hidup Gus Dur tidak pernah memamerkan jabatan dan melakukan tindakan apa pun untuk melanggengkan kekuasaan,
“Kami sadar betul Gus Dur berjuang bukan untuk kami, tapi Gus Dur berjuang untuk Tuhan, untuk Indonesia, untuk organisasi yang diwariskan dari kakek-neneknya, tidak pernah untuk dirinya. Dan hari ini kami ditemani oleh ribuan orang dari penjuru dunia bersama-sama mengambil inspirasi dari pemikiran dan keteladanan yang Gus Dur tunjukkan,” tambahnya.
Dalam orasinya tersebut Alissa menekankan bahwa bangsa yang hidupnya baik adalah bangsa yang mampu meluruskan jalannya pemerintahan.
“Bangsa yang hidupnya pantas adalah bangsa yang bisa mengontrol jalannya pemerintahan, bukan dikontrol oleh pemerintah. Bangsa yang sanggup meluruskan jalannya pemerintahan yang terseok-seok, bukan bangsa yang dibikin terseok-seok,” tekannya.
Ia menegaskan bahwa Gus Dur tidak pernah memusuhi siapa pun, Gus Dur tidak pernah membenci sosok, yang Gus Dur lawan adalah tindakan,
“Kita tidak pernah melawan pemerintah, kita tidak pernah melawan tokoh agama, kita tidak pernah melawan anggota DPR. Kita hanya mengingatkan bahwa kita semua punya nilai-nilai kecintaan untuk bangsa Indonesia,” tegasnya.
Di akhir orasi kebangsaan, Alissa Wahid mengajak seluruh penggerak GUSDURian untuk bekerja sama mengawal jalannya pemerintahan.”Dan untuk itu mari kita bekerja bersama, bukan untuk kita tapi untuk Indonesia. Meneladani Gus Dur artinya men-tasaruf-kan hidupnya untuk sesuatu yang lebih besar jauh dari kehidupan kita pribadi,” tutupnya.









