SEMARANG – Ratusan orang menggelar aksi solidaritas tabur bunga dan penyalaan lilin untuk mengenang Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang meninggal dunia usai mengikuti aksi demonstrasi. Kematian Iko hingga kini masih menyimpan sejumlah misteri.
Aksi digelar pada Selasa malam (2/9) pukul 19.30 WIB di depan Patung Dewi Themis FH Unnes, simbol keadilan yang menjadi saksi duka mendalam civitas akademika, alumni, dan mahasiswa Unnes. Diperkirakan sekitar 600 orang hadir, termasuk kelompok masyarakat dan mahasiswa dari berbagai kampus di Semarang.
Para peserta mengenakan pakaian serba hitam sebagai tanda berkabung. Acara berlangsung khidmat dengan doa bersama, pembacaan puisi, tabur bunga, serta penyalaan lilin, diiringi lantunan lagu rohani dari Unit Kerohanian Mahasiswa Kristen (KMK) FH Unnes.
Nuhab Mujtaba Mahfuzh, Presidium GUSDURian Semarang sekaligus alumni Unnes, menyampaikan rasa belasungkawa mendalam.
“Kami segenap GUSDURian Semarang menyatakan duka mendalam atas kematian Iko. Kami menuntut dan mendukung penuh pengungkapan kebenaran agar kasus ini segera menemui titik terang,” ujarnya.
Hingga kini, kasus kematian Iko masih dalam pendalaman oleh Pusat Bantuan Hukum (PBH) Alumni Unnes bersama sejumlah lembaga lain.
Sementara itu, menurut aktivis HAM GUSDURian Semarang, Yunantyo, keluarga dan rekan korban masih sangat berduka dan belum bisa dimintai keterangan.
“Keluarga belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Begitu pula kawan Iko, meski sudah siuman dari masa kritis, masih mengalami trauma dan membutuhkan waktu untuk pulih,” jelasnya melalui sambungan telepon.









