GUSDURian Banten dan Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama Peringati Harlah Gus Dur dan HUT Kemerdekaan RI di Forum 17-an

Kota Serang – Menyambut momen yang penuh semangat serta kegembiraan di bulan Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-77 sekaligus memperingati Hari Lahir KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Komunitas GUSDURian Banten bersama Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FOKAPELA) Banten mengadakan Semarak Kemerdekaan Lintas Agama 2022 di Forum 17-an.

Kegiatan kolaboratif tersebut mengusung tema “Kemerdekaan dalam Keberagaman: Membumikan Nilai-nilai Nasionalisme melalui Seni dan Budaya di Tanah Jawara”. Bertempat di Halaman Gereja Katolik Kristus Raja (GKR) Serang Banten, acara digelar pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022.

Koordinator GUSDURian Banten, Taufik Hidayat at-Tanari mengatakan melalui acara Semarak Kemerdekaan Lintas Agama 2022 ini, ia ingin mengkampanyekan pesan bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan dengan tageline #BedaSetara dan #MerdekaAdalahSetara.

Menurutnya, mengingat bulan Agustus adalah bagian dari bulan yang dianggap keramat dan sakti bagi masyarakat Indonesia, terjadi banyak peristiwa pada bangsa ini, ketika hendak memperjuangkan sejatinya kemerdekaan.

“Terjadinya letupan peristiwa proklamasi pada 17 Agustus 1945 silam yang tercatat dalam sejarah dunia, kami bertekad menjadi garda terdepan bersama segenap komponen bangsa untuk terus membangun dan merawat kerukunan beragama dan kerukunan nasional agar tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, kemanusiaan, kebudayaan, dan nilai-nilai keagamaan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,” ungkap Taufik.

Taufik melanjutkan, melalui kegiatan kolaborasi dengan seluruh komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk menggaungkan semangat kemerdekaan, muaranya adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang memiliki pemikiran progresif yang kaitannya dengan memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai sosial. Gus Dur patut kita contoh sebagai suri tauladan atau contoh terbaik kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Taufik kemudian mengutip perkataan KH. Abdurrahman Wahid yang berbunyi, “Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu”.

“Sejatinya, kemanusiaan adalah bagian integral dari representasi sifat-sifat ketuhanan yang memiliki kemuliaan amat agung hingga mengharuskan setiap manusia untuk selalu menghargai dan menghormati sesama manusia ciptaan Tuhan,” ungkap Taufik yang juga terlibat dalam Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama.

Selanjutnya, Ringkot Sihotang dari Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FOKAPELA) Banten mengatakan dalam sambutannya, agenda Semarak Kemerdekaan Lintas Agama 2022 sekaligus Peringatan Hari Lahir Gus Dur yang diselenggarakan oleh Komunitas GUSDURian Banten bersama Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FOKAPELA) Banten diikuti oleh seluruh komponen bangsa, baik para tokoh agama hingga para pemuda lintas agama. Kehadiran semua elemen tersebut tidak lain untuk memperkokoh semangat keberagaman dalam momentum Kemerdekaan pada bulan Agustus 2022 ini.

“Hadir dalam agenda Semarak Kemerdekaan Lintas Agama 2022 & Memperingati Hari Lahir Gus Dur ini, yakni sesepuh Banten: KH. Matin Syarkowi. Beliau adalah salah satu Pembina Komunitas GUSDURian di Banten, juga selaku Ketua PCNU Kota Serang. Selain itu hadir pula Pendeta Beny Siagian dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serang,” kata pria yang akrab disapa Ringkot tersebut.

Selanjutnya, Ringkot mengatakan, selain itu hadir beberapa sesepuh tokoh agama lain seperti Romo Yohanes Suradi selaku sesepuh Tokoh Agama Katolik di Banten, Romo Sutanta Ateng selaku sesepuh Tokoh Agama Buddha, Bapak I Wayan Sukma Harijaya selaku Tokoh Agama Hindu di Banten, juga Ketua RT, Ketua RW, lalu perwakilan Kemenag Kota Serang serta Aparat TNI dan POLRI di Kota Serang.

“Selain para tokoh sepuh agama, hadir juga para pemuda lintas agama, baik dari Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FOKAPELA) Banten, Gerakan Pemuda Ansor, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kristus Raja Serang, Dharma Taruna Banten (DTB) Pemuda Hindu, Forum Pemuda Buddha (FORMABUDHI) Provinsi Banten, Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Serang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dengan total kehadiran unsur laki-laki berjumlah 75 Orang dan Perempuan 43 Orang,” lanjut Ringkot, yang terlibat aktif dalam Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Serang.

Kemudian, Koordinator Bidang Kepemudaan GKR Serang, Aberiliana Hottua Mujiyanto Marbun mengatakan, dalam agenda acara kali ini dilaksanakan upacara lintas agama dengan pengibaran bendera merah putih yang diikuti oleh seluruh komponen bangsa secara khidmat. Selain itu, dilanjutkan dengan penampilan seni tarian rampak bedug dari Sahabat GP Ansor, dilanjutkan dengan pembacaan Deklarasi Kebangsaan oleh segenap tokoh agama dan pemuda lintas agama.

Dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh para pemuda lintas agama yang bertema kemerdekaan dalam keberagaman. Setelah prosesi upacara bendera, pentas seni, hingga pembacaan puisi selesai, agenda selanjutnya adalah kegiatan lomba-lomba guna memeriahkan acara tersebut. Perlombaan yang diselenggarakan tersebut merupakan upaya membumikan kembali permainan tradisional yang terdapat di Banten.

“Hingga hari ini masih menjadi permainan masyarakat, terutama demi memeriahkan hari Kemerdekaan sebagai wujud kesetaraan. Di antaranya terdapat lomba balap karung dengan menggunakan helm, lomba balap karung, lomba bola terong, lomba tarik tambang, lomba makan kerupuk, dan lomba badminton. Semua ini merupakan salah satu wujud konkret untuk menumbuh nilai-nilai kearifan tradisi yang merupakan representasi dari 9 Nilai Utama Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” ucap pria yang kerap disapa Ucok itu.

Ucok berharap melalui kegiatan ini dapat menjalin keakraban serta kemesraan antarumat beragama, khususnya di kalangan para pemuda-pemudi yang hadir pada acara tersebut. Ditutup dengan Bancakan Keberagaman yaitu makan siang bersama untuk tetap merawat nilai-nilai keberagaman dari seluruh komponen bangsa, disambung dengan pembagian hadiah dan foto bersama.

Sambutan Perwakilan Tokoh Agama

Pastor Paroki Gereja Katolik Kristus Raja (GKR) Serang, Romo Yohanes Suradi mengatakan apresiasinya untuk agenda Semarak Kemerdekaan dalam Keberagaman yang diinisasi oleh kaum muda GUSDURian Banten dan FOKAPELA Banten yang mampu menyinergikan komponen bangsa yang ada di Kota Serang Banten ini.

Ia mengajak untuk menggaungkan semangat keberagaman di bumi Tanah Jawara dengan bukti nyata bahwa kita semua selaku komponen bangsa mampu merekat dan melebur untuk kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Junjung seting-tingginya nilai-nilai keberagaman dengan wujud nyata dalam kegiatan ini yang mampu merajut persatuan dengan tema nasional, yaitu Kemerdekaan dalam Keberagaman,” kata Romo Suardi.

Ketua PCNU Kota Serang, KH. Matin Syarkowi menjelaskan dalam sambutannya, bahwa ia ingin menyampaikan kepada generasi muda untuk membicarakan soal NKRI, apa yang telah disumbangkan dengan tetesan darah dan air mata, nyawa kita hari ini, dan merawat negeri ini.

“Karena itu, apabila ada orang yang memperbincangkan hingga mempertentangkan keberagaman ini, artinya siapa pun dia, berlatarbelakang agama apa pun dia, berarti dia tidak pernah mensyukuri makna hidup yang diberikan Tuhan kepada kita,” ungkap Kiai Matin.

Sebab kita hari ini menjadi apa pun dan berasal dari manapun adalah bukan kehendak kita, lanjut Kiai Matin, misalnya saya lahir di Tanah Banten, pernahkan saya dulu bercita-cita lahir di Banten?

“Bapak-bapak dan Ibu-ibu mohon maaf misalnya ada yang terlahir dari keturunan Chinese misalnya, pernahkah mereka bercita-cita ingin lahir seperti itu? Orang Jepang, pernahkah mereka ingin bercita-cita lahir di Jepang? Tidak,” ujar Kiai Matin.

“Bumi ini adalah milik Tuhan, dan semuanya adalah untuk kita semua, untuk kita rawat, untuk kita jaga. Dan akhirnya, kita yang mahluk Tuhan ini wajib menyatukan rasa kasih sayang. Kasih sayang tidak ada batas apa pun, tidak ada syarat apa pun,” lanjut kiai yang juga menjabat sebagai A’wan PBNU 2022-2027 tersebut.

Lebih lanjut, Kiai Matin menyampaikan, “Saya, seandainya menolong orang kecelakaan misalnya, tidak mesti saya tanya agama kamu apa? Akan teteapi rasa kemanusiaan kita yang secara sadar, maka kita wajib menolong.”

“Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada Jaringan GUSDURian dan Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FOKAPELA) Banten. Mohon kepada para tokoh agama untuk memberikan support pada generasi muda ini. Sebab siapa lagi yang akan merawat kebersatuan keberagaman nanti kalau tidak generasi hari ini?” sambungnya lagi.

“Saya ingin sampaikan kepada seluruh dunia, kalau ingin belajar bagaimana hidup beragam, berdampingan dengan beragam keyakinan, dengan beragam etnis, adalah hidup di Indonesia. Indonesia adalah negeri aman yang harus kita rawat sebagaimana telah diutus oleh para founding fathers kita,” pungkas Kiai Matin yang juga selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fathaniyah Tengkele, Kota Serang Banten.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banten.