Selain menjadi tokoh bangsa, Gus Dur juga merupakan sosok fenomenal dalam ilmu politik yang dalam kerangkanya tidak hanya mencakup Indonesia, melainkan lebih luas atau skala dunia.
Gagasan politik dan kemanusiaan yang asasnya adalah kemaslahatan telah diaplikasikan oleh Gus Dur di tengah kebhinekaan Indonesia, di mana politik dilihat sebagai alternatif untuk sampai pada kemanusiaan. Maka yang terpenting dari politik sebagai media adalah siapa yang memotori politik itu sendiri.
Dalam diskusi Pojok GUSDURian ke-13 yang diadakan di Masjid UIN Alauddin Makassar pada Jum’at (14/10/2022), kali ini yang menjadi pemateri adalah La Hasan yang merupakan mahasiswa ilmu politik dan dimoderatori oleh Nurfadillah mahasiswa Hubungan Internasional.
La Hasan mengungkapkan bahwa sebenarnya dalam nilai utama Gus Dur ada beberapa poin yang bisa diambil.
“Ada beberapa poin dalam nilai utama Gus Dur yang bisa menjadi tolok ukur sebagai tokoh bangsa, salah satunya humanisme (kemanusiaan) untuk mencapai keadilan dan kesetaraan manusia dalam masyarakat yang beragam,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Hasan juga menyampaikan bahwa politik dalam perspektif Gus Dur tidak lepas dari nilai-nilai agama. Selain itu mahasiswa ilmu politik UIN Alauddin Makassar ini menyatakan bahwa kemanusiaan jauh lebih penting dari politik.
“Karena kemanusiaan jauh lebih penting daripada politik, terlihat pada saat Gus Dur dengan legowo dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden. Hal itu menunjukkan kedaulatan dan keamanan bangsanya jauh lebih penting dari sekedar mempertahankan kakuasaan yang akan melahirkan perpecahan dalam bangsa,” tutupnya.
Di akhir diskusi Nurfadillah menyampaikan bahwa Pojok GUSDURian kali ini bertepatan dengan kegiatan Temu Nasional Jaringan GUSDURian 2022 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 14-16 Oktober 2022. Ia juga menyatakan bahwa perwakilan GUSDURian Makassar yang mengikuti agenda nasional Jaringan GUSDURian ini sebanyak 10 orang.