Salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memperkuat persaudaraan adalah kolaborasi lintas iman. Pola hubungan semacam ini dilakukan dengan baik oleh GUSDURian Yogyakarta dengan mengadakan kegiatan kemah lintas iman dengan beberapa komunitas yakni: Syantikara Youth Centre, Srili (Srikandi Lintas Iman), dan Relawan Grigak.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (19-20 November 2022), dimulai pukul 13.00 dengan pembuatan minuman sehat yaitu Seruni (sereh, jeruk nipis, jahe, kunir, dan temulawak). Minuman ini tersedia dalam bentuk cair dan serbuk. Melalui aktivitas ini, para peserta diharapkan membangun hubungan yang lebih dekat dengan terjalinnya kerja sama satu sama lain, tanpa melihat latar belakang yang berbeda.
Wasil, perwakilan dari GUSDURian Yogyakarta merasa sangat bangga atas kegiatan ini. Sebab bagaimanapun, kegiatan ini sejalan dengan visi komunitas yakni sebagai wadah bagi semua orang atau kaum muda untuk memperkuat nilai-nilai toleransi.
Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan nobar (nonton bareng) film Luka Beta Rasa di Ambon pada pukul 20.30 bersama Sr. Mariati C.B dan Abdul Azusurrohman sebagai perwakilan dari GUSDURian Yogyakarta. Agenda ini dilanjutkan dengan refleksi atas film yang sudah ditonton bersama-sama. Forum terasa sangat hangat dengan hadirnya berbagai perspektif dari masing-masing peserta yang hadir dalam forum tersebut.
Menariknya, kegiatan ini tidak hanya menciptakan ruang yang aktif untuk memperkuat nilai toleransi. Akan tetapi juga memiliki makna yang sangat dalam untuk saling mengetahui kegiatan peribadatan satu sama lain. Hal ini terlihat pada hari kedua, yakni 20 November 2022. Kegiatan dimulai pada kulul 04.30, dengan melakukan ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Peserta Kristen dan Katolik mempersiapkan misa, sedangkan peserta muslim setelah sholat, mempersiapkan sarapan.
Pukul 06.30 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan perjalanan yang dilakukan dengan bus menuju ke Sungai Rafting Elo, Magelang. Setelah tiba di lokasi, para peserta dibagi dalam bentuk kelompok untuk bersiap menyusuri sungai dengan perahu karet yang sudah disediakan. Pembagian kelompok dalam kegiatan ini pun juga dipilih secara acak dari masing-masing komunitas agar membangun hubungan lebih dekat. Menyusuri sungai sejauh 11 KM dan berlangsung selama 2 jam, menjadi kegiatan yang sangat berkesan bagi seluruh peserta bersama kelompoknya untuk merajut kekeluargaan dan memperkuat persaudaraan lintas iman.