Perkembangan teknologi yang semakin kompleks membuat teknologi masuk ke berbagai aktivitas manusia secara menyeluruh. Teknologi yang canggih telah mempermudah kerja manusia, terutama dalam menyelesaikan masalah. Dalam hal ini pluralisme agama menjadi isu yang membutuhkan perhatian serius. Meskipun perbedaan agama sering kali menjadi sumber konflik, gerakan keagamaan yang terlibat dalam menyuarakan toleransi menjadi kekuatan yang penting dalam mempromosikan dialog antaragama dan kerukunan sosial.
Pluralisme agama adalah sebuah konsep keberagaman keyakinan agama di dalam suatu masyarakat. Konsep ini mendasarkan dirinya pada prinsip pengakuan, penghormatan, dan penghargaan terhadap perbedaan agama serta kebebasan individu untuk memeluk agama atau kepercayaan yang berbeda-beda. Dalam era yang semakin terhubung ini, sikap mudah menghakimi bahkan merendahkan etnis yang berbeda semakin terlihat jelas di kalangan pengguna teknologi digital.
Dalam konteks pluralisme agama, gerakan keagamaan memiliki peran penting dalam mengunggah keterlibatan dan menyuarakan nilai-nilai toleransi. Gerakan keagamaan dapat memainkan peran sebagai agent of change yang mendorong terjadinya dialog antaragama, mengatasi prasangka, dan membangun kerukunan sosial di tengah perbedaan agama. Gerakan keagamaan sendiri melibatkan pemimpin agama, anggota komunitas keagamaan, dan organisasi keagamaan yang bekerja sama untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi.
Melalui keterlibatan gerakan keagamaan dalam menyuarakan toleransi, mereka dapat menggunakan nilai-nilai agama mereka untuk membawa pesan inklusivitas dan mengatasi ketidakpercayaan serta konflik yang sering kali muncul akibat perbedan agama, sehingga dapat memainkan peran dalam membangun pemahaman antaragama, memecahkan stereotipe, dan mengatasi ketakutan serta ketidaktahuan yang mungkin muncul di tengah masyarakat.
Dalam menyuarakan sikap toleransi pada era ini, gerakan keagamaan perlu adanya sebuah strategi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Di antaranya, perlunya pendidikan dan pelatihan tentang pluralisme di kalangan masyarakat. Kedua, diadakan dialog antaragama. Gerakan keagamaan dapat memfasilitasi pertemuan inklusif dari berbagai agama dan membangun pemahaman bersama. Ketiga, kolaborasi dalam proyek sosial. Gerakan keagamaan dapat bekerja sama dengan berbagai umat agama sehingga memperkuat persatuan antarsesama.
Terdapat komunitas yang relevan dalam menyuarakan toleransi, salah satunya adalah komunitas GUSDURian. GUSDURian adalah sebuah komunitas penggagas pemikiran-pemikiran Gus Dur, di mana fokus komunitas tersebut adalah pluralisme. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan ini secara keseluruhan merujuk kepada pluralisme. Salah satu kegiatan yang pernah dilakukan adalah mendampingi kasus konflik keagamaan Syi’ah dan Sunni di Sampang, Madura tahun 2012 silam dan masih banyak lagi, di mana tujuan mereka adalah menciptakan kedamaian antarumat beragama.
Komunitas GUSDURian ini berada di hampir seluruh kota yang ada di Indonesia. Hal ini berpengaruh baik terhadap pluralitas agama yang ada di negara ini. Komunitas ini juga pernah mengadakan kolaborasi antarorganisasi pemuda di berbagai agama yang bertujuan membangun rasa toleransi. Kegiatan ini bertempat di Kota Surabaya pada bulan Juni 2023 silam. Komunitas GUSDURian Surabaya mengadakan kegiatan Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas agama di wilayah Surabaya.
Kegiatan yang diadakan melibatkan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Studi Agama-Agama UIN Sunan Ampel Surabaya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIN Sunan Ampel Surabaya, PK IPNU IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya, Young Buddhist Assosiation, Roemah Bhinneka Moeda, Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Kopri PMII SS, HRLS UNAIR, DPM Fakultas Hukum UNTAG, Pemuda Katolik (PK) Surabaya. Kegiatan tersebut bernilai sangat positif untuk keberlangsungan toleransi yang tercipta, terutama dalam lingkup wilayah Surabaya.
Kegiatan tersebut mendapat respons positif dari berbagai kalangan tokoh agama. Hal tersebut dinilai sebagai kesuksesan dalam menyuarakan toleransi antaragama dalam lingkup wilayah Surabaya. Itu adalah salah satu dari kesekian banyaknya komunitas yang bergerak di bidang tolerasi. Ini dapat menciptakan lingkungan di mana pluralisme agama dipandang sebagai sumber kekayaan dan bukan sebagai sumber konflik.
Dengan demikian keterlibatan gerakan keagamaan menjadi sangat penting dalam memajukan pluralisme agama dan menyuarakan nila-nilai toleransi. Kita akan melihat strategi-strategi yang digunakan oleh gerakan keagamaan untuk membangun dialog antaragama, kolaborasi antarkomunitas, dan melibatkan masyarakat secara luas. Dengan ini, kita dapat melihat bagaimana gerakan keagamaan menjadi agen perubahan yang kuat dalam menciptakan masyarakat yang inklusif, harmonis, dan saling menghormati di tengah keragaman agama yang ada.