Harlah Gus Dur: GUSDURian Serang Donasi Al-Qur’an dan Kitab Kuning Kepada Ponpes Nurul Qolbi

SERANG – Masih dalam rangkaian Peringatan Harlah (hari lahir) KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, Komunitas GUSDURian Serang melakukan kunjungan pada salah satu pondok pesantren yang ada di Kota Serang, yakni Pondok Pesantren Nurul Qolbi yang beralamat di Desa Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya pada Minggu (27/08/2023).

GUSDURian Serang tidak sekedar berkunjung dan silaturahmi ke Ponpes Nurul Qolbi, akan tetapi bermaksud untuk memberikan donasi berbentuk Al-Qur’an dan kitab kuning yang membahas tentang ilmu fikih yang berjudul Fathul Qorib dan Kasyifatusaja. Ada sekitar 20 Al-Qur’an dan 20 kitab kuning yang diberikan kepada pihak pesantren.

Muhammad Sulhi (30) selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qolbi menceritakan bahwa Ponpes Nurul Qolbi termasuk ponpes baru di Kota Serang. Sekitar tahun 2017 Ponpes Nurul Qolbi didirikan. Pesantren ini didirikan karena berawal dari permintaan masyarakat sekitar untuk mengadakan tempat belajar, khusunya dalam mempelajari ilmu agama. Santri yang belajar di sini terdiri dari beragam usia, mulai dari santri yang masih TK, hingga santri yang sudah mahasiswa.

Jadwal mengaji terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, ba’da (setelah) shalat Ashar sekitar jam 16.00-17.30 WIB yang diikuti oleh santri cilik, yakni TK dan SD. Kedua, ba’da Maghrib sekitar jam 19.00-20.00 WIB yang diikuti oleh santri usia SMP. Dan ketiga, jam 20.00-21.00 WIB yang diikuti oleh santri usia SMA dan mahasiswa. Khusus pada jadwal ngaji ketiga ini para santri belajar kitab kuning yang berjudul Kasyifatusaja. Kitab kasyifatusaja ini merupakan sarah (penjelasan) dari kitab Safinatun Najah. Kitab ini membahas tentang ilmu fikih (hukum Islam) dasar yang banyak dijadikan referensi oleh banyak pondok pesantren.

Selain itu, tidak semua santri mukim (tinggal) di Pondok Pesantren, hanya beberapa santri saja yakni santri mahasiswa. Muhammad Sulhi mengatakan bahwa santri mahasiswa inilah yang membantunya untuk mengajar ngaji anak-anak santri lain yang jumlahnya hampir 200 orang.

“Ada beberapa santri saja yang mukim di sini, dan rata-rata mahasiswa yang berkuliah di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Mereka semua sebelumnya pernah tinggal di pondok, jadi alhamdulillah mereka bisa membantu saya untuk mengajar anak-anak kecil mengaji di sini,” ungkap Muhammad Sulhi.

Muhammad Sulhi sangat senang dan tak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada GUSDURian Serang karena telah memberikan donasi Al-Qur’an dan kitab kuning. Ia pun meminta doa agar ponpes yang didirikannya ini bisa terus berkembang dan menebarkan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman dari GUSDURian karena sudah memilih pondok kami sebagai penerima donasi, dan saya juga mohon doanya kepada teman-teman semua mudah-mudahan pondok ini selalu diberikan keberkahan dan bisa terus berkembang,” tambah Muhammad Sulhi.

Taufik Hidayat selaku koordinator GUSDURian Serang bercerita, bahwa apa yang dilakukan oleh para penggerak merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh Gus Dur. Semasa hidupnya Gus Dur sering bersilaturahmi dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Taufik juga berharap apa yang diberikan bisa bermanfaat bagi para santri yang belajar di Pondok Pesantren Nurul Qolbi. Sehingga menjadi amal jariyah bagi para donatur.

“Mudah-mudahan apa yang diberikan, sekalipun gak banyak, bisa bermanfaat bagi anak-anak santri di sini, sehingga menjadi amal jariyah bagi para donatur,” terang Taufik.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *