KH. Abdurrahman Wahid atau warga Nahdliyin memanggilnya Gus Dur adalah sosok yang penuh dengan kewibawaan dan berjiwa kharismatik. Beliau merupakan pemimpin yang mempunyai strategi yang sulit untuk ditebak dalam kehidupannya. Begitu banyak jasa Gus Dur yang amat sulit dilupakan, dikarenakan kewibawaan dan kepribadiannya yang tidak pernah mendiskriminasi manusia berdasarkan latar belakangnya. Hal ini membuat Gus Dur begitu ditokohkan oleh masyarakat. Gus Dur sendiri memiliki banyak peran di dalam kiprahnya sebagai figur penting di Indonesia. Bahkan banyak pula berbagai kalangan masyarakat yang mengenang Gus Dur dengan memberikan gelar kepadanya seperti: Muslim Nasionalis, Pejuang Demokrasi, hingga Negarawan Sejati.
Pada pembahasan kali ini penulis akan menguraikan sekelumit sosok Gus Dur sebagai seorang kesatria yang sangat penting untuk Indonesia. Presiden RI Keempat itu tidak pernah membeda-bedakan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Bagi Gus Dur, mencintai Aceh yang mayoritas penduduknya muslim sama halnya dengan mencintai tanah Papua yang mayoritas masyarakatnya non-muslim. Hal itu tidak akan menjadikan lunturnya nilai-nilai agama yang beliau anut. Justru berkawan dengan siapa pun akan menambah persaudaraan dan persatuan bagi eratnya hubungan seluruh masyarakat Indonesia.
Gus Dur adalah seorang pemimpin negara yang mempunyai jiwa besar, bahkan ketika dalam posisinya sebagai Presiden Republik Indonesia beliau dimakzulkan secara tidak terpuji namun beliau tetap menerimanya dengan legowo tanpa melupakan hal yang pernah dialaminya. Setelah lengser dari jabatannya, Gus Dur rajin memberikan kritik terhadap pemerintah yang kala itu sedang memimpin. Soal korupsi hingga para koruptor yang banyak menyelewengkan jabatan tak henti-hentinya Gus Dur tangani dengan serius. Karena jika korupsi tidak ditangani dengan tegas justru akan berdampak besar terhadap bangsa Indonesia.
Jiwa kesatria Gus Dur dibuktikan dengan langkah awalnya saat menjadi presiden ialah dengan merintis terbentuknya Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial, Ombudsman, dan membubarakan Departemen Penerangan (sekarang: Kominfo) dan Departemen Sosial (sekarang: Kemensos) dan sebagainya. Bisa disebut hal itu sebuah tindakan dan kebijakan “berani” yang diambil oleh Gus Dur. Lanjut dengan mencabut cap eks-tawanan politik (eks-tapol) dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang disematkan pada orang-orang yang dianggap sebagai bagian atau keluarga kelompok komunis ’65 yang berujung pada diskriminasi berkepanjangan pada saat era Orde Baru. Hingga pada gilirannya hal itu membuat para korban mendapat perlakuan diskriminatif dan hak-hak kewarganegaraannya tidak terpenuhi.
Berbagai konflik sosial yang terjadi di Indonesia secara tuntas Gus Dur selesaikan dan damaikan dengan jalan musyawarah dan duduk bersama tanpa adanya penghalang apa pun. Walaupun secara kiprah Gus Dur menjadi orang nomor 1 di Indonesia sangatlah singkat, namun dengan waktu yang singkat tersebut Gus Dur mampu memberikan khidmah terbaiknya dengan tugas yang sangat tuntas. Karena pada dasarnya kebijakan-kebijakan yang Gus Dur kerjakan sesuai dengan ketentuan UUD 1945 dan berlandaskan Pancasila (Bhinneka tunggal Ika) dan dilandasi dengan diktum “Tashorruf al-Imam ala ar-Ra’iyah manuthun bi al-Maslahah” (Kebijakan yang diambil oleh pemimpin haruslah diorientasikan untuk kemashlahatan atau kebaikan bagi segenap rakyatnya).
Dari uraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa kepemimpinan yang dilakukan Gus Dur mengacu kepemimpinan berbasis sebuah kepercayaan karena gaya kepemimpinannya yang akrab, terbuka, dan humanis. Gus Dur secara langsung mendengarkan suara rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, dan melibatkan semua pihak dalam pengambilan sebuah keputusan. Dan semoga dari banyaknya warisan kekesatriaan yang Gus Dur tinggalkan mengenai semangat keadilan, persamaan, dan kemanusiaan dapat terus kita jaga bersama-sama sebagai para penggerak GUSDURian khususnya dan para Muhibbin Gus Dur di tengah-tengah banyaknya ujian intoleransi, menguatnya isu politik identitas, dan kekerasan atas nama agama yang merebak di berbagai tempat.
Sebagai tokoh bangsa yang telah berjasa bagi Indonesia, Gus Dur telah banyak mengajarkan kita untuk terus menerus tanpa henti mencintai perbedaan, menghormati hak asasi manusia (HAM), dan memperjuangkan perdamaian. Gus Dur juga mengingatkan kepada kita akan pentingnya kesetaraan, keadilan, dan dialog antarbudaya dengan upaya masif membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Semoga bermanfaat!
A’lam Bish Showwab.