Aksi Kemanusiaan Forum 17-an GUSDURian Pare: 1000 Lilin Untuk Perdamaian Dunia

KEDIRI – Komunitas GUSDURian Mojokutho Pare menggelar Forum 17-an sekaligus peringatan Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 17 November lalu. Agenda yang diadakan adalah doa bersama lintas iman yang dipimpin oleh para tokoh agama dan penyalaan 1000 lilin solidaritas untuk mendoakan bencana kemanusiaan yang terjadi di seluruh dunia. Acara ini digelar di GARASI (Gerai Rumah Inkubasi) UMKM Pare, Kediri pada Senin, 21 Oktober 2023.

Acara yang dibuka pada pukul 20.00 WIB tersebut dihadiri berbagai tokoh agama, di antaranya Nanik Indrawati, Catherine, dan Toni Harsono yang mewakili Agama Konghucu; Reko Yunianto dari Agama Hindu; Rohadi, tokoh muslim sekaligus Ketua GP Ansor ranting Gedangsewu Pare; Aris dari GKJW Jatiringin; dan Pendeta Stefa, tokoh Protestan Gereja Pantekosta Indonesia.

Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian penyalaan lilin dalam doa lintas iman yang dipimpin para tokoh agama. Acara ini diikuti hampir 100 peserta umum yang berpartisipasi dalam aksi solidaritas kemanusiaan. Tujuan adanya aksi kemanusiaan ini adalah untuk memupuk rasa toleransi sesama umat manusia di seluruh dunia yang sedang mengalami bencana, khususnya mendoakan peperangan yang terjadi di Palestina agar dapat mereda.

Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah pembacaan puisi kemanusiaan yang dibawakan oleh Jessyca, salah satu penggerak GUSDURian Mojokutho Pare. Kemudian persembahan lagu-lagu perdamaian yang dibawakan oleh relawan Sinau Bareng GUSDURian (Sibagus).

“Saya pribadi sangat mendukung acara peringatan Hari Toleransi Internasional ini. Saya senang adanya acara GUSDURian yang mendorong untuk terciptanya kerukunan untuk sesama umat manusia, terciptanya tali persaudaraan antarumat agama. Saya sangat berharap acara seperti ini bisa berkelanjutan agar tercipta kerukunan dan kedamaian antaretnis. Saya juga sudah menghimbau kepada umat Tionghoa untuk berbaur menjadi satu dalam acara seperti ini agar tercipta persaudaraan,” ungkap Toni Harsono, pengurus Kelenteng Hong San Kiong Gudo, Jombang.

“Adanya peringatan hari toleransi ini merupakan momentum untuk melakukan refleksi dan mengampanyekan kesadaran saling menghargai dan menghormati satu sama lain, baik antarindividu maupun kelompok. Bukan hanya itu, kegiatan peringatan Hari Toleransi Internasional ini juga bertujuan untuk meningkatkan, mengenalkan, dan membantu UMKM sekitar yang ada di GARASI (Gerai Rumah Inkubasi) UMKM Pare,” ungkap Anugrah Yunianto alias Antok Mbeller.

“Kami sengaja memilih tempat acara sarana Publik Sanggar Budaya dan wisata kuliner UMKM Pare dengan tema untuk mengingat terjadinya krisis kemanusiaan di Palestina dan tragedi perang di seluruh dunia. Bahwa kekerasan dan mengangkat senjata tidak menemukan adanya solusi akan tetapi munculnya kehancuran dan kesengsaraan yang ada terutama masyarakat sipil yang tidak berdosa. Kegiatan ini adalah bentuk berbela rasa sebagai sesama manusia dari sumber yang sama, yaitu Sang Pencipta,” ungkap Zainal, penggerak GUSDURian Mojokutho Pare.

Semoga dengan adanya acara ini dapat semakin memperkuat tali persaudaraan di atas perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan KH. Abdurrahman Wahid, “Tidak penting apa pun agama dan sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu.”