MOJOKERTO – Bertepatan dengan momen pemilu yang semakin dekat, Komunitas GUSDURian Mojokerto mengadakan edukasi tentang pemilu melalui pagelaran budaya.
Kegiatan ini termasuk dalam program bulanan Forum 17-an namun dikemas dalam konsep berbeda, yakni pagelaran budaya. Diselenggarakan pada hari Jumat, 19 Desember 2023 dan bertempat di Rumah Budaya Persada, kegiatan ini digelar dengan konsep panggung rakyat. Semua orang diperbolehkan tampil mempersembahkan karyanya.
Diawali dengan tampilan dari grup teater Persada yang menampilkan teater berjudul “Kidung untuk Ani”, teater ini menceritakan sosok perempuan yang menjadi korban bullying (perundungan). Hal ini seakan memberi peringatan tersirat bagi kondisi demokrasi kita yang minim dalam memberi perlindungan bagi perempuan, terkhusus bagi anak-anak.
“Naskah ini saya tulis tentang semaraknya kasus bullying terhadap siswa atau siswi dan kurangnya perhatian dari pihak keluarga atau orangtua, sehingga Ani terperosok dalam pergaulan yang kurang baik,” jelas Kukun Triyoga selaku penulis naskah teater.
Selain pementasan teater, kegiatan ini diisi dengan nobar (nonton bareng) film berjudul Kejarlah Janji karya KPU. Kejarlah Janji ini dihadirkan agar masyarakat memaknai pemilu sebagai peristiwa kebudayaan dan bukan sekadar kontestasi kekuasaan. Kegiatan dilanjut dengan edukasi dari Zainul Arifin mewakili KPU Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
“Kali ini kita menerapkan konsep edukasi pemilu seperti ini agar tidak jenuh. Dan agar teman-teman muda terutama pemilih pemula merasa tertarik, tidak memandang pemilu sebelah mata,” tegas M. Kholilulloh selaku Koordinator GUSDURian Mojokerto.
Forum 17-an ini sekaligus menjadi bagian dari kegiatan Gardu Pemilu untuk memberikan edukasi politik dan demokrasi kepada publik yang menjadi salah satu tujuannya sejak awal dibentuk oleh Jaringan GUSDURian. Acara berjalan dengan meriah hingga malam hari. Forum 17-an ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh perwakilan agama masing-masing.