Bumikan NPK Gus Dur di Mamasa, GUSDURian Laksanakan Gus Dur Memorial Lecture

MAMASA – Selasa, 23 Januari 2024, Komunitas GUSDURian Mamasa melaksanakan kegiatan Gus Dur Memorial Lecture. Kegiatan ini merupakan agenda Jaringan GUSDURian dengan melibatkan civitas kampus dan generasi muda untuk belajar nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur.

Kegiatan yang berlangsung di aula kampus STT Mamasa ini terselenggara melalui kerja sama GUSDURian Mamasa dengan Kementerian Agama Kabupaten Mamasa dan Sekolah Tinggi Teologi Mamasa. Turut hadir dalam kegiatan, Forkopimda Kabupaten Mamasa dan Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian dan undangan dari berbagai organisasi kepemudaan lintas agama dan organisasi kemahasiswaan serta OSIS dari SMA, SMK, SMTK.

Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, PJ Bupati Mamasa, Dr. M. Zain menyampaikan bahwa perlunya masifikasi kegiatan-kegiatan yang positif seperti Gus Dur Memorial Lecture, sebagai momentum untuk mengenal Gus Dur sebagai tokoh yang pluralis, jenaka, humoris, dan memiliki kepedulian kepada masyarakat. Selanjutnya, dirinya juga menyampaikan bahwa Mamasa merupakan daerah yang sangat plural.

“Oleh karena itu, perbedaan itu tidak seharusnya membuat jarak di antara kita sebagai masyarakat, tetapi tetap menjadi perekat dan penyatu seluruh elemen masyarakat Mamasa,” pungkasnya.

Ketua STT Mamasa, Pendeta Stepanus, juga menegaskan tentang sosok Gus Dur sebagai pribadi yang fenomenal.

“Gus Dur yang tidak bisa kita ungkapkan dengan bahasa, tetapi kita mencoba memahaminya melalui ungkapan-ungkapan, nilai-nilai, dan tulisan-tulisan beliau,” ungkapnya.

Selain itu, Pendeta Stepanus juga menyampaikan adanya keterkaitan 9 nilai utama Gus Dur di STT Mamasa, bahwa nilai-nilai Gus Dur juga menjadi nilai-nilai STT Mamasa terutama tentang spiritualitas dan pluralisme.

Sementara itu, Fatin Ilfi Seknas Jaringan GUSDURian menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah agenda sakral untuk mengingat apa yang sudah diteladankan oleh Gus Dur.

“Oleh karena itu, Gus Dur Memorial Lecture ini menjadi sebuah ruang untuk mengenal keteladanan Gus Dur,” paparnya. 

Riska Purnamasari, mahasiswa STT Mamasa sebagai salah satu peserta, menyampaikan kesannya saat mengikuti kegiatan yang membuatnya tertarik ini.

“Saya sangat tertarik, Kak. Pikiran kita menjadi terbuka tentang bagaimana merajut keharmonisan dalam perbedaan,” ungkapnya.

Kegiatan ini dikemas dengan tema: “Belajar dari Gus Dur: Multikulturalisme Indonesia sebagai Negara Bangsa” yang relevan dengan konteks kondisi kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Mamasa yang sangat majemuk dan masih kental dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Terakhir, dalam materinya, Ahmad Hakim Jayli menyampaikan bahwa keberagaman harus dimaknai sebagai anugerah dari Tuhan. Senior advisor Jaringan GUSDURian tersebut juga mendorong proses literasi dunia digital bagi peserta yang didominasi anak-anak muda untuk mengeksplorasi nilai-nilai kearifan lokal Mamasa serta hal-hal yang berbau positif lainnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Mamasa, Sulawesi Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *