BONE BOLANGO – Gardu Pemilu GUSDURian Bone Bolango sukses menggelar kegiatan Forum Diskusi Demokrasi dengan tema “Peran Masyarakat dalam Mengantisipasi Kerawanan pada Pemilu 2024”. Kegiatan tersebut bertempat di Yumbee, Rumah Tapa di Desa Bulotalangi, Kecamatan Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo pada Selasa (30/1/2024) malam.
Dalam kegiatan diskusi tersebut diisi orang-orang ternama di antaranya, Pengurus FDM (Forum Demokrasi Milenial Gorontalo) Maharani Yusuf sebagai moderator, Tim Gardu Nasional/Korwil GUSDURian Sulampapua Djemi Radji yang membawakan opening speech, serta beberapa pemantik yaitu Sofyan Djama (Ketua Bawaslu Bone Bolango), Moh. Zain Slamet Baladraf (Senior GUSDURian Bone Bolango), dan Ekaputra B. Santoso (Akademisi Politik IAIN Gorontalo).
Koordinator GUSDURian Bone Bolango Rahwandi Botutihe mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengawal pemilu yang jujur, adil, damai, dan bermartabat. Ini juga adalah salah satu bentuk peran masyarakat dalam mengantisipasi kerawanan Pemilu 2024, khususnya di Kabupaten Bone Bolango.
“Intinya, sesuai tema yang kami gagas dengan tim yaitu tentang peran masyarakat dalam mengantisipasi kerawanan pada Pemilu 2024. Diskusi tadi sangat bagus. Semua pemateri sudah menyampaikan dengan rasional dan data dan itu didengar langsung oleh peserta,” kata Rahwandi Botutihe.
Rahwandi menuturkan para pemantik sudah menyampaikan tentang tugas Bawaslu, peran masyarakat dan pemuda dalam mengantisipasi kerawanan Pemilu 2024.
“Saya rasa apa yang disampaikan oleh para pemantik sangat bagus, apalagi mereka menjelaskan tentang cara mengantisipasi pemilu yang rawan, misalnya ada pelanggaran. Tugas kita sebagai masyarakat harus tampil dan mengawal Pemilu 2024,” jelasnya.
Rahwandi mengungkapkan Gardu Pemilu yang diinisiasi merupakan respons atas situasi Pemilu 2024 dan amanat rapat kerja nasional Jaringan GUSDURian di Depok, Jawa Barat, menjadi upaya kolaboratif untuk memastikan Pemilu 2024 berlangsung dengan jujur, adil, damai, dan bermartabat.
“Salah satu tugas Gardu Pemilu adalah me-monitoring pelanggaran yang terjadi di daerah agar tercipta pemilu yang jujur, adil, damai, dan konsisten,” katanya.
Tak hanya itu, Rahwandi menjelaskan, Gardu Pemilu memiliki tiga fungsi utama, yaitu pendidikan politik dan demokrasi, pemantauan pemilu di tingkat nasional dan daerah, serta mengkonsolidasikan masyarakat sipil untuk menciptakan pemilu yang transparan dan bermartabat.
“Gardu Pemilu melibatkan puluhan komunitas. Jaringan GUSDURian bekerja transparan untuk menciptakan pemilu damai, yang intinya menjaga demokrasi,” sebutnya.
Rahwandi menambahkan pentingnya Gardu sebagai medium bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal suara dan menjaga integritas proses demokrasi.
“Sekali lagi saya sampaikan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga demokrasi yang menjadi inti dari hak kedaulatan rakyat Indonesia,” ungkapnya.