PEKALONGAN – UIN K.H. Abdurrahman Wahid berkolaborasi dengan Jaringan GUSDURian sukses menggelar acara Gus Dur Memorial Lecture (GML) yang diselenggarakan di Gedung Student Center, UIN K.H Abdurrahman Wahid, Pekalongan, Senin (26/8/2024).
Gus Dur Memorial Lecture merupakan sebuah ruang akademik yang bertujuan untuk mendiseminasikan gagasan-gagasan Gus Dur pada berbagai isu penting yang dikontekstualisasikan dengan situasi aktual saat ini. Acara ini menghadirkan murid Gus Dur dan Senior Advisor Jaringan GUSDURian, Mohamad Syafi’ Alielha atau akrab disapa Savic Ali sebagai pembicara.
Kuliah umum ini diikuti oleh sekitar 2.635 mahasiswa baru. GML juga turut menggandeng para tokoh lintas agama dan budayawan, seperti Pendeta Gereja Kristen Jawa Pekalongan Dwi Argo Mursito, Senior dan Aktivis GUSDURian Gus Mahmud Mansur, Humas Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Karanganyar Sartono, Ketua Parisada Pekalongan Wasiyo, Ketua LDII Pekalongan H. Umar, Budayawan Pekalongan Ribut Achwandi, serta Penghayat Kepercayaan Asworo Palguna.
Selain itu, beberapa organisasi mahasiswa ekstra kampus juga turut hadir, di antaranya seperti Ketua HMI Pekalongan M. Nafis Arifudin dan Ketua PC PMII Pekalongan M. Izzul Haq, serta tak ketinggalan juga dihadiri oleh santri Gus Dur Saiful Huda Shodiq, Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian Jay Akhmad, serta staf divisi Pengembangan Penggerak dan Komunitas Seknas Jaringan GUSDURian Aulia Abdurrahman Sholeh.
Dalam kesempatan ini, putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid mengungkapkan pada pidato virtualnya bahwa Gus Dur Memorial Lecture adalah serial yang diluncurkan oleh Jaringan GUSDURian yang diharapkan dapat bekerja sama dengan civitas akademika dari berbagai titik di Indonesia, sebagai upaya untuk mengambil inspirasi dari perjalanan panjang Gus Dur.
“Gus Dur Memorial Lecture adalah serial yang diluncurkan di Jaringan GUSDURian dengan bekerja sama dengan civitas akademika dari berbagai titik di Indonesia, sebagai upaya untuk mengambil inspirasi dari perjalanan panjang dan perjuangan almaghfurlah Gus Dur,” ungkapnya.
Selain itu, Alissa Wahid juga mengharapkan lewat adanya Gus Dur Memorial Lecture ini, generasi penerus bangsa dan tentu para civitas akademika khususnya mahasiswa menjadi anak muda yang kritis dan paham apa yang terjadi dalam dinamika masyarakat kita.
Hal ini juga dikemukakan oleh Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad. “Nama Abdurrahman Wahid di kampus UIN K.H. Abdurrahman Wahid ini tidak hanya sekedar nama, tetapi nama itu disematkan sebagai bagian dari kita untuk mengambil inspirasi dari nilai, pemikiran, dan perjuangan Gus Dur,” ungkapnya, saat memberikan sambutan.
Sejalan dengan tema acara yang mengusung “Demokrasi, Mahasiswa, dan Kepemimpinan Global”, Savic Ali memaparkan bahwa sebagai mahasiswa dari UIN Gus Dur, sudah seharusnya untuk mengenali sosok Gus Dur dalam perjuangannya dalam menegakkan demokrasi.
“Kampus yang bernama Abdurrahman Wahid tentu sudah semestinya teman-teman mengenali siapa sosok Gus Dur. Gus Dur sudah 14 tahun wafat, tetapi hari ini kita masih sangat bisa merasakan kehadiran Gus Dur di kampus ini. Ketika berbicara demokrasi, demokrasi menjadi pilihan yang paling baik. Meskipun dalam demokrasi orang bisa bermain dalam sistem yang sedemikian rupa, sehingga membuat kerabatnya juga bisa mewarisi kekuasaan yang sebelumnya ia pegang,” ujarnya.
Savic Ali juga berpesan bahwa demokrasi bukan hanya menjadi sebuah sistem politik, karena keberhasilan dari sistem demokrasi tidak hanya dengan mengandalkan ekosistem politiknya saja, akan tetapi juga mengandalkan dari ekosistem budaya masyarakatnya.
Acara ini menjadi sebuah harapan bersama bagi masa depan mahasiswa baru dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid untuk mewujudkan Gus Dur muda yang responsif, memahami nilai-nilai dan keteladanan Gus Dur, serta terbuka dengan isu-isu demokrasi dalam lingkup kenegaraan. Dengan turut berdiri bersama tokoh-tokoh lintas agama, budayawan, dan segenap civitas akademika, acara Gus Dur Memorial Lecture ini dapat menjadi bekal dalam memupuk rasa kebersamaan dalam menghadapi persoalan kenegaraan yang sedang relevan.