Ngaji Pemikiran Gus Dur, Senior GUSDURian Sumenep: Spiritualitas adalah Dasar setiap Aktivitas Gus Dur

SUMENEP – Senior Komunitas GUSDURian Sumenep Dr. Abdul Wahid Hasan mengatakan spiritualitas adalah dasar dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh Gus Dur dalam gerakannya, mulai dari kenegaraan, keagamaan, hingga kemanusiaan.

“Tapi ini tidak tampak ya. Spiritualitas ini yang menjadi dasar aktivitas yang dilakukan oleh Gus Dur. Artinya gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Gus Dur basisnya adalah spiritualitas seperti keikhlasan dan lainnya,” ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan Munajat Akhir Tahun 2024 dan Refleksi Pemikiran Gus Dur oleh PCNU Sumenep bersama elemen organisasi lainnya dengan tema “Transformasi Pemikiran Gus Dur dalam Bingkai Penguatan Perkumpulan Nahdlatul Ulama” di halaman Kantor PCNU setempat, Selasa (31/12/2024).

Sebagaimana diketahui, kegiatan Munajat NU Sumenep ini diawali dengan kegiatan khotmil Qur’an (khataman) kemudian dimeriahkan dengan performance dari PC Pagar Nusa Sumenep, Lesbumi PCNU Sumenep, dan Paduan Suara PC Fatayat NU Sumenep.

Dalam penyampaiannya, Dr. Abdul Wahid Hasan mengatakan proses belajar dan pendidikan yang ditempuh oleh Gus Dur menjadikan dirinya sebagai manusia yang sesungguhnya setelah melalui beberapa tahapan dalam hidupnya.

“Kita dapat menemukan bacaan Gus Dur yang modern. Bayangkan misalnya Gus Dur di masa SMA telah menyelesaikan buku Das Kapital-nya Karl Marx. Di sisi lain, Gus Dur juga menghabiskan masa mondok-nya dimulai dari Jombang, Jogja, dan pondok lainnya. Kita tidak perlu pesimis karena anak-anak ideologis Gus Dur masih banyak meskipun tak selengkap apa yang dimiliki oleh Gus Dur,” kata penulis buku Karena Kau Manusia, Sayangi Manusia ini.

Dosen Pascasarjana Universitas Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep tersebut menyebut bahwa aktivitas atau gerakan-gerakan yang dilakukan oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilandaskan pada nilai spiritualitas. Ia menilai kecerdasan Gus Dur merupakan perpaduan antara kompleksitas intelektual dengan nilai-nilai religius pesantren.

Ia menyebut bahwa kemungkinan seseorang dapat mendalami filsafat, ekonomi, pendidikan, seni atau mungkin politik. Namun, semua tidak dapat melampaui Gus Dur.

“Tapi justru umur kita dihabiskan dalam filsafatnya misalnya, tapi kita belum dalam mendalami filsafat. Atau mungkin juga belum dalam mempelajari pendidikan. Sedangkan Gus Dur nyaris memiliki semua disiplin keilmuan-keilmuan itu. Saya walaupun akan berusaha semaksimal mungkin berbicara beliau tidak akan bisa sempurna, tapi kita bisa menampilkan semangat-semangat yang dimiliki oleh beliau,” ungkapnya.

Menurut lulusan Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut, setelah Gus Dur banyak kalangan yang memotret Gus Dur dari sisi spiritualitasnya.

“Yang paling mendasar dari prinsip prinsip yang diajarkan Gus Dur adalah spiritualitas. Tidak peduli dengan dirinya, yang penting orang lain mendapat keadilan, kesejahteraan, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Sumenep, Madura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *