GRESIK – Para penggerak GUSDURian Gresik mengikuti acara Sahur Bersama Dr (HC) Sinta Nuriyah Wahid. Kegiatan ini mengangkat tema “Pangkat dan jabatan belum tentu membuatmu bahagia, tapi iman dan taqwa akan mengantarkanmu ke surga”.
Kegiatan sahur bersama dilaksanakan pada Minggu, 16 Maret 2025 bertempat di Pondok Pesantren Internasional Al illiyin Desa Sumber Waru, Wringinanom, Gresik. Selain GUSDURian Gresik, acara ini juga menggandeng berbagai organisasi masyarakat seperti perwakilan tokoh lintas iman dan agama, serta dukungan dan sponsorship dari berbagai elemen. GUSDURian Gresik sukses mengajak sekitar 1000 orang hadir di kegiatan sahur bersama.
Acara diawali dengan lantunan macapat oleh Penghayat, penampilan lagu kebangsaan dan perdamaian oleh grup musik GKJW Menganti Gresik, tari-tarian dan rebana oleh sastrawan-santriwati Ponpes Internasional Al illiyin dilanjut dengan santunan kepada kelompok dhuafa dan disabilitas. Kemudian sambutan oleh pengasuh PP Internasional Al illiyin, Abuya Ahmad Yani Illiyin, yang mengajak untuk mengenang jasa Gus Dur yang merupakan presiden keempat juga mengingatkan di balik kesuksesan Gus Dur terdapat doa istrinya.
“Bu Sinta Nuriyah merupakan perempuan yang luar biasa yang mendampingi KH. Abdurrahman Wahid yang adalah guru bangsa dan guru kita semua, bahkan menjadi presiden RI berkat dongkrakan dan doa perjuangan beliau, Ibu Sinta Nuriyah Wahid,” ucapnya.
Senada dengan pengasuh Ponpes Al illiyin, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah bercerita tentang perjuangan Gus Dur dahulu saat sahur bersama dengan kaum dhuafa, bahkan orang yang tinggal di kolong jembatan. Meskipun Gus Dur sudah tiada, ia ingin melestarikan budaya sahur bersama ini.

Meskipun perjalanan diguyur hujan dan banjir di beberapa titik di Wringinanom Gresik, istri mendiang presiden keempat ini tetap bertekad hadir sahur bersama.
“Setelah melalui genangan air yang besar akhirnya kami sampai di tempat yang terang, hal ini mengingat pada moto RA. Kartini, habis gelap terbitlah terang,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa perempuan selama ini memiliki andil kehidupan yang besar. Ia menjelaskan peran perempuan yang mulai mengandung, melahirkan serta mengajarkan arti hidup, dan kehidupan serta kasih sayang. Ia mengajak para hadirin yang hadir untuk mengingat jasa perempuan.
“Perempuan adalah tokoh sentral umat manusia. Tanpa adanya laki-laki dunia akan sepi, tanpa adanya wanita dunia akan sirna,” tegasnya.
Dalam perjalanan ke acara ini, ia mengingat banjir yang dilewati mengandaikan oase yang akan memberi ilmu pada sekitarnya.
Sahur bersama ini tidak hanya dihadiri orang Islam, namun juga kelompok lintas agama dan lintas iman. Ibu Sinta Nuriyah menjelaskan bahwasanya Indonesia terdiri dari berbagai agama suku dan budaya, maka dijaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia.
“Karena keutuhan Indonesia merupakan pilar utama tegaknya Indonesia,” tandasnya.
Selain itu, dalam kegiatan sahur bersama kali ini juga mengusung konsep zero waste, tidak adanya sampah plastik sekali pakai dalam kemasan makanan dan minuman.
Secara terpisah, Koordinator GUSDURian Gresik, Choirul Anwar mengungkapkan bahwa zero waste merupakan penerapan nilai Gus Dur.

“Tujuan diselenggarakan sahur bersama Ibu Sinta ini, di samping menyapa kaum marginal dan lintas iman, juga sebagai bentuk dari aplikasi 9 nilai utama Gus Dur, khususnya ketauhidan. Yaitu untuk membuka kesadaran terdalam bahwa Tuhan adalah sumber dari segala sumber dan rahmat kehidupan di jagat raya, dengan konsep zero waste adalah bentuk aplikasi dari keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ucapnya.
Gus Irul, begitu sapaannya, juga mengamini kesetaraan perempuan dan nilai toleransi yang diajarkan dalam Sahur Bersama Ibu Sinta Nuriyah kali ini.
”Dengan 9 nilai utama Gus Dur itu pula yang kami terapkan di Ponpes Internasional Al-illiyin sehingga kita juga pun bekerja sama dengan lembaga perlindungan anak dan perempuan untuk mengedukasi anak-anak, serta melindungi dan memuliakan perempuan seperti yang telah diajarkan oleh baginda rasul Muhammad SAW. Nilai toleransi juga sudah kami tanamkan pada anak-anak sejak pondok berdiri agar anak-anak benar-benar memahami makna Islam rahmatan lil’alamin,” tambahnya.