Dari Vihara untuk Sesama, Peringatan Waisak dengan Bakti Sosial

SERANG – “Kami hanya sebagai fasilitator agar orang lain bisa berbuat kebaikan, karena setetes darah sangat berarti bagi orang yang membutuhkan.”

Kata-kata sederhana yang penuh makna ini disampaikan oleh Fendi sebagai salah satu pengurus di Vihara Kwan Ti Kong Serang pada kegiatan donor darah dalam rangka memperingati Hari Raya Waisak 2569. B.E/2025, Sabtu (17/05/2025).

Kegiatan bakti sosial berupa donor darah bukan kali pertama diselenggarakan di Vihara Kwan Ti Kong. Hampir di setiap momentum penting di Agama Buddha, kegiatan serupa selalu ada. Sebagai umat beragama yang menerima ajaran cinta kasih, teman-teman di Vihara Kwan Ti Kong mengajak warga sekitar, organisasi dan komunitas untuk terlibat dalam kegiatan donor darah ini.

Komunitas GUSDURian dan teman-teman lintas agama ikut berpartisipasi mendonorkan darah dengan suka cita. Saling gotong royong dan kolaborasi adalah kekuatan dalam membumikan nilai-nilai kemanusiaan.

Seperti yang dijelaskan oleh Fendi bahwa kegiatan donor darah ini melibatkan seluruh komponen masyarakat tanpa melihat perbedaan, karena ini merupakan kegiatan bakti sosial untuk kemanusiaan.

“Nah kalau peserta, pertama kita dari umat, kemudian lingkungan, koordinasi dengan RT, RW dan kalian-kalian ini dari GUSDURian dan teman-teman lintas agama, serta komponen-komponen masyarakat lainnya tanpa melihat perbedaan, karena ini bakti sosial untuk kemanusiaan,” ungkap Fendi.

Pihak vihara yang bekerja sama dengan pihak PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Serang dan tenaga kesehatan memfasilitasi layanan donor darah dan layanan kesehatan, seperti cek kolesterol, tensi darah, asam urat, dan hemoglobin. Tidak hanya itu, sebagai bentuk apresiasi, panitia telah menyiapkan 40 sembako bagi para pendonor.

Robby Martin sebagai salah satu penggerak GUSDURian Serang bercerita bahwa dirinya baru saja pulang dari bekerja karena jadwal shift malam, sehingga membuat dirinya tidak yakin akan bisa donor mengingat kurangnya jam tidur.

“Saya ini baru pulang kerja, karena kebagian shift malam dan otomatis kurang tidur. Saya gak yakin bisa donor darah,” ungkap Robby.

Namun prediksi Robby keliru. Saat di cek tensi dan HB (hemoglobin) Robby dinyatakan aman dan diperbolehkan untuk melakukan donor darah. Benar saja, Robby tetap terlihat baik-baik saja saat selesai donor, bahkan langsung menyantap berbagai makanan yang tersedia di meja prasmanan.

Menurut Robby, dirinya memang sempat tidur sebentar saat di kantor, tidak full begadang. Jadi sangat wajar saat dicek tensi dan hemoglobin, Robby dinyatakan sehat dan boleh melakukan donor darah.

Dari 40 orang yang datang ke Vihara, sekitar 29 orang yang berhasil lolos saat cek kesehatan dan diperbolehkan mendonorkan darahnya. Sedangkan 11 orang lainnya belum berhasil untuk donor karena terkendala masalah kesehatan. Seperti rendahnya tensi darah, kurangnya hemoglobin, menstruasi, anemia, dan lain sebagainya.

Walaupun demikian, orang-orang yang telah hadir akan tetapi tidak bisa mendonorkan darahnya, tetap bisa menikmati berbagai hidangan yang disediakan pihak panitia sebagai bentuk ramah tamah bagi para tamu yang telah bersedia datang. Bubur kacang ijo, aneka gorengan, telur rebus, bacang, berjejer memenuhi meja prasmanan.

Sebagai penutup, Fendi juga berharap semoga kegiatan donor darah ini bisa mempererat silaturahmi antar masyarakat sehingga bisa terus bekerja sama untuk melakukan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *