Gandeng Forum Silatul Afkar, GUSDURian Kabupaten Blitar Diskusikan Isu Pendidikan Hari Ini

BLITAR – Komunitas GUSDURian Kabupaten Blitar berkolaborasi dengan Forum Silatul Afkar (FORSA) menggelar diskusi reflektif bertema “Refleksi Pendidikan Saat Ini” pada Selasa (20/5/2025) di Pendopo Pondok Pesantren Darur Roja’, Kabupaten Blitar. Kegiatan diikuti oleh peserta dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari santri, guru, pelajar, hingga aktivis organisasi kepemudaan.

Diskusi ini menyoroti berbagai persoalan pendidikan di era digital dan pascapandemi, termasuk transformasi peran guru, ketimpangan pembelajaran, hingga dampak penggunaan gadget dan kecanggihan teknologi yang tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir peserta didik.

Eko Junaidi, Kepala SMP Terpadu Darur Roja’, yang bertindak sebagai pemantik diskusi menyampaikan keresahan terhadap fenomena menurunnya kualitas pemahaman siswa meskipun nilai akademik mereka terlihat tinggi.

“Pendidikan kita semakin terjebak pada pencapaian nilai, bukan pemahaman. Banyak siswa mendapat nilai bagus dari tugas yang diselesaikan dengan bantuan AI atau internet, namun mereka tidak tahu apa yang mereka tulis,” ungkap Eko yang akrab disapa Mas Juned. Ia menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai kearifan lokal sebagai pondasi menghadapi derasnya arus globalisasi.

Diskusi ini juga mengangkat isu-isu fundamental dalam sistem pendidikan Indonesia, seperti kegagalan transfer ilmu, ketimpangan antara kelas unggulan dan kelas reguler di sekolah tertentu, hingga rendahnya profesionalisme guru akibat honor yang tidak sesuai. Selain itu, peserta diskusi menyoroti lemahnya pengawasan orang tua selama masa pembelajaran daring saat pandemi yang menyebabkan anak-anak tertinggal kemampuan dasar seperti calistung.

Dalam diskusi ini, Imam Maliki (Ketua PC GP Ansor Kabupaten Blitar), perwakilan GUSDURian, santri dan pengasuh Pondok Pesantren Darur Roja’, serta kader dari PMII UNU Blitar juga turut hadir. 

Perwakilan GUSDURian Kabupaten Blitar dalam forum ini juga menekankan bahwa pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga dan budaya lokal. “Orang tua perlu memahami parenting dan menjadi pendidik pertama bagi anak. Kita tidak bisa berharap sepenuhnya pada sekolah jika di rumah tidak ada pendampingan yang baik,” ujar salah satu peserta dari GUSDURian.

Agus Ali Saifullah, pengasuh Ponpes Darur Roja, berharap diskusi ini dilaksanakan rutin setiap bulan. “Saya berharap diskusi seperti ini dilaksanakan rutin setiap bulan dengan mengangkat tema-tema yang aktual dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat menghasilkan gagasan yang tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga bisa diwujudkan dalam aksi nyata,” tuturnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Trackbacks and Pingbacks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *