JEMBER – Komunitas GUSDURian Jember dan tokoh lintas iman menggelar ‘Doa Bersama Lintas Agama se-Kab Jember 2025’ di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jember pada Jumat, 5 September 2025.
Mahmud Zain, Koordinator GUSDURian Jember, dalam sambutannya memaparkan bahwa kegiatan tersebut merupakan ekspresi cinta tanah air dan upaya umat beragama dalam merespons tindak kekerasan terhadap demonstran yang terjadi di banyak kota di Indonesia. Ia berharap, dengan bersama-sama berdoa untuk bangsa Indonesia, perdamaian dan persaudaraan kembali terwujud.
“Wujud kita terhadap cinta tanah air, yang hari-hari ini terdapat 11 korban jiwa. Harapan kami perdamaian dan persaudaraan tetap terjadi,” paparnya.
Pria yang akrab disapa Zain ini kemudian menyampaikan duka mendalam terhadap para korban kekerasan aparat dan terhadap para demonstran yang menjadi korban. Ia kemudian membacakan pernyataan sikap Jaringan GUSDURian yang di antaranya menuntut presiden menghentikan represi terhadap masyarakat yang menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi, mendorong pemerintah mengambil kebijakan yang berpihak terhadap kepentingan rakyat, dan menuntut dibentuknya tim independen yang bertugas memastikan terpenuhinya perlindungan hak konstitusi warga negara.
Tyas Suka Tri Suwito, anggota PHMJ GKJW Jember, sekaligus Penyelenggara Kristen Kantor Kementerian Agama Jember, dalam sambutannya memaparkan bahwa doa lintas agama yang diselenggarakan berkat kerja sama berbagai elemen ini, dapat menggelorakan semangat persatuan dan mengingatkan kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga semangat nasionalisme.
“Doa lintas agama sore ini bergaung, penting sebagai momen bahwa kita adalah satu, dan sebagai simbol semangat bahwa kita adalah NKRI harga mati,” papar Tri dengan semangat.

Nawa Syaikhu Fatra kemudian membacakan puisi bertajuk Apa Agamamu karya Joko Pinurbo di hadapan para peserta. Laki-laki yang akrab disapa Nawa ini, melalui puisinya, mengingatkan pada publik bahwa agama laksana air yang membersihkan pertanyaan umat tentang identitas agama individu. Menurutnya, puisi ini relevan dengan pernyataan Gus Dur yang cukup populer, ‘tidak penting apapun agamamu dan sukumu, selama kamu bisa berbuat baik, maka orang tidak akan tanya apa agamamu’.
Nawa kemudian melanjutkan membaca puisi kedua yang bertajuk Pemeluk Agama. Melalui puisi ini, Nawa mengisahkan pengalaman seorang pemeluk agama yang memeluk ajaran agama namun melakukan berbagai aksi-aksi kekerasan dan kerusakan yang kemudian diingatkan Tuhan bahwa agama mengajarkan kasih sayang.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan doa lintas agama yang dipimpin oleh Fatia Inast Tsuroya, penggerak GUSDURian Jember, Kukuh Iman Santoso, Pendeta GKJW Jember, Fransiskus Xaverius Yiddi Purwa Mardianta, Seksi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Gereja Katolik Santo Yusup, Miao Mei Huang, Pandita di Vihara Jagatnata Maitreya Jember, dan Sunyoto, pengurus MLKI Jember.
Dalam doanya yang dipanjatkan, para pemuka agama bergantian mendoakan keutuhan NKRI, masyarakat, para demonstran yang menjadi korban, pemerintah daerah hingga pusat, anggota DPR, dan aparat keamanan, agar senantiasa mendapat karunia Tuhan dalam bentuk perdamaian dan kesejahteraan.
Para peserta kemudian membacakan Deklarasi Damai Lintas Iman yang dipimpin oleh Zain dan para pemuka agama. Dalam deklarasi ini, para pemeluk agama lintas iman di Jember mendeklarasikan untuk bersama-sama menjaga Indonesia sebagai rumah bersama, menolak berbagai tindakan kekerasan dan represi yang dilakukan aparat, mendesak presiden, pemerintah, dan DPR, mendengarkan aspirasi rakyat, menghimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian dan bersama-sama menjaga demokrasi, menyelenggarakan doa lintas iman, dan mendoakan para demonstran yang menjadi korban kekerasan aparat.

Di akhir acara, Dhebora Krisnowati, Komisi Antarumat Beragama, GKJW Jember, kemudian membacakan refleksinya terhadap anarkisme yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini dan menyanyikan tembang macapat berjudul Durma. Tokoh perempuan Kristen yang akrab disapa Dhebora ini kemudian memimpin para peserta bersama-sama menyanyikan lagu Ibu Pertiwi dan Nyanyian Perdamaian.
Kegiatan bersama ini merupakan insiatif bersama antara GUSDURian Jember dan tokoh lintas Iman Jember untuk mendoakan keutuhan NKRI, pemerintah, aparat penegak hukum, dan berbagai pihak yang terlibat dalam demonstrasi untuk mementingkan kepentingan bangsa dan peka terhadap penderitaan rakyat.









