KEDIRI – Pada 18-20 Juli 2025, beberapa relawan GUSDURian Mojokutho Pare mengikuti kegiatan Sekolah Vertical Rescue Indonesia. Sekolah Vertical Rescue adalah program pelatihan mengenai penyelamatan korban di kawasan vertikal yang diadakan oleh Vertical Rescue Indonesia (VRI). Tahun ini merupakan tahun kedua relawan GUSDURian mengikuti Sekolah VRI.
Sekolah VRI kali ini diadakan selama tiga hari, sejak 18 Juli hingga 20 Juli 2025, di wilayah Tebing Sumbing, Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang diikuti oleh kurang lebih 40 peserta. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat luas, tetapi mayoritas peserta adalah relawan lereng Kelud, Sispala (siswa pecinta alam), Mapala (mahasiswa pecinta alam), dan komunitas relawan di wilayah Kediri, dengan tiga di antaranya adalah relawan GUSDURian Mojokutho Pare.
Menurut Instruktur Utama Sekolah VRI Adrian Daely, tujuan utama diadakannya pelatihan ini adalah untuk menyebarluaskan pengetahuan yang harus diketahui mengenai semua hal yang berkaitan dengan tali temali, minimal menyadari bahwa kegiatan di ketinggian itu berbahaya dan harus menggunakan pengaman.
Sekolah VRI yang telah diadakan tempo hari merupakan tahap dasar untuk para peserta, khususnya para relawan GUSDURian Mojokutho Pare mempelajari pengenalan alat yang digunakan pada vertical rescue, cara evakuasi sederhana, dan cara penjangkauan. Setelah tingkat dasar selesai, peserta akan dinyatakan layak menguasai ilmu vertical rescue. Setelah itu, akan ada tingkat lanjutan dan medan khusus.
“Semoga ilmu dari Sekolah VRI dapat bermanfaat bagi semua peserta, khususnya bagi khalayak umum, para siswa, dan mahasiswa. Dan dapat menerapkannya jika dibutuhkan,” ujar Anom Suroso selaku Koordinator VRI Regional Kediri.
“Saya berharap, semoga ilmu yang didapat dari pelatihan ini diterapkan, terlebih lagi mengenai cara evakuasi dan penjangkauan. Tetapi dapat bermanfaat bagi kegiatan sehari-hari seperti membersihkan genteng, gedung tinggi, atau sesederhana membersihkan sumur,” tutur Adrian. Dalam kata lain, dirinya berharap semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di sekitar kita.
Ao Cahyati, salah satu relawan GUSDURian Mojokutho Pare yang mengikuti pelatihan VRI menyatakan, “Bagi para peserta sekolah VRI pasti sudah tidak asing, bahwa kita harus selalu prioritaskan keselamatan diri dan tim, sebagai prinsip utama penyelamatan. Selain itu, terus tingkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pelatihan dan praktik. Bagi yang belum mengikuti pelatihan, jangan ragu untuk belajar dari pengalaman para instruktur yang berpengalaman. Dengan demikian, kita dapat menjadi pribadi yang lebih efektif dan profesional dalam menghadapi situasi darurat.”
Sementara itu M. Rahmat Adeansyah selaku relawan GUSDURian Mojokutho Pare yang juga peserta dalam Sekolah VRI, menyatakan bahwa selama mengikuti pelatihan tersebut ia mendapat banyak ilmu baru sebagai relawan.
“Pelatihan juga dilakukan dengan cara yang menyenangkan sehingga materi dan praktik yang diajarkan mudah dipahami,” paparnya.









