PASURUAN – Dalam rangkaian kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA), Komunitas GUSDURian Pasuruan “Gitu Saja Kok Repot” kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan. Pada Kamis (17/7), mereka hadir sebagai narasumber dalam sesi bertema “Madrasah Aman dan Ramah” di MA Hasan Munadi.
Khoridatul Bahiyyah, yang akrab disapa Rida, selaku Waka Kurikulum MA Hasan Munadi sekaligus penggerak GUSDURian Pasuruan, menyampaikan bahwa kolaborasi ini bukan hal baru. “GUSDURian Pasuruan sudah cukup lama terlibat di sekolah ini, terutama dalam membicarakan inisiatif pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta isu-isu seputar anak muda,” ujarnya.
Sesi yang berlangsung tidak sekadar berisi pemaparan materi, tetapi juga mengajak peserta untuk melakukan latihan mindfulness, guna menghadirkan diri secara utuh dan sadar dalam kegiatan. Siswa juga diajak mengenal batasan mana saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta memahami berbagai bentuk kekerasan yang kerap dinormalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Nur Rizky Amania, Koordinator GUSDURian Pasuruan yang akrab disapa Cici, menegaskan pentingnya mewujudkan madrasah yang ramah dan aman bagi semua peserta didik. “Ini adalah bagian dari upaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, bebas dari kekerasan, perundungan, dan diskriminasi. Lingkungan yang inklusif dan mendukung kebutuhan semua peserta didik, termasuk mereka yang membutuhkan perhatian khusus,” jelasnya.

Cici juga mendorong seluruh unsur madrasah, seperti guru, siswa, hingga OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah) untuk aktif menciptakan ruang ramah di sekolah. Ia mengajak para siswa untuk berani memutus rantai kekerasan dengan tidak menormalisasi bullying, catcalling, body shaming, maupun kekerasan fisik dan psikis.
“Berani speak up, melapor ke pihak sekolah jika melihat atau mengalami kekerasan, menegur teman yang melakukan kekerasan, serta saling mendukung jika ada teman yang menjadi korban itu semua bagian dari langkah nyata,” pesan Cici.
Kelas ditutup dengan refleksi bersama bahwa langkah kecil pada kegiatan tersebut memiliki dampak besar dalam memutus rantai kekerasan di masa depan.









