MenPPPA: Nilai-Nilai Gus Dur Hidup dalam Perjuangan Kesetaraan dan Perlindungan Anak

JAKARTA — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyampaikan bahwa perjuangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan perlindungan anak masih mengalir hingga saat ini.

“Saya mengapresiasi Jaringan GUSDURian yang terus menjaga serta mengkonsistenkan nilai-nilai Gus Dur di tengah masyarakat. Kehadiran sahabat GUSDURian dari berbagai penjuru dunia menjadi bukti bahwa api perjuangan Gus Dur tidak pernah padam. Justru ia terus menyala lintas generasi dan diwujudkan dalam aksi nyata kehidupan berbangsa,” ujarnya dalam sambutan Pembukaan Temu Nasional (TUNAS) Jaringan GUSDURian di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur pada Jumat (29/8/2025) malam.

Menurutnya, Gus Dur mengajarkan bahwa selalu mengutamakan kemanusiaan, keberagaman, dan keadilan adalah teladan moral yang perlu dijunjung tinggi. “Beliau pernah berkata, memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Kalimat sederhana ini sesungguhnya merupakan fondasi besar peradaban,” jelasnya.

Arifah mengungkapkan bahwa nilai perjuangan Gus Dur tampak nyata ketika bangsa ini melindungi anak-anak dari kekerasan, memperjuangkan kesetaraan hak perempuan, serta merangkul kelompok-kelompok yang kerap disisihkan. Baginya, itulah jalan untuk memuliakan bangsa.

“Membicarakan isu perempuan dan perlindungan anak berarti melanjutkan perjuangan Gus Dur. Beliau percaya bangsa ini hanya akan kuat bila memberi ruang bagi semua, termasuk perempuan dan anak,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam menghadapi kesulitan, Gus Dur selalu menunjukkan sikap keberanian, cinta kasih, dan keyakinan bahwa manusia tidak boleh kehilangan martabatnya. Nilai-nilai tersebut, menurut Arifah, harus terus dilanjutkan melalui aksi nyata.

“Saya mengajak semua, terutama sahabat GUSDURian, untuk menjadikan nilai-nilai Gus Dur bukan sekadar inspirasi, melainkan gerakan bersama. Misalnya, menekan angka perkawinan anak, melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak agar setiap rumah menjadi ruang aman, hangat, dan penuh kasih,” tegas Arifah.

Arifah juga menyampaikan bila Gus Dur masih ada, beliau pasti akan tersenyum melihat api perjuangannya terus menyala di tangan Jaringan GUSDURian.

“Gus Dur pasti akan berpesan bahwa Indonesia tidak boleh diurus dengan rasa takut, tetapi dengan cinta. Dan cinta itu harus diwujudkan dengan keberanian, membela yang rentan, termasuk perempuan dan anak sebagai masa depan bangsa. Mari kita jadikan Temu Nasional GUSDURian 2025 sebagai momentum memperkuat gerakan tersebut,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *