GUSDURian Keliling Dunia: Ngobrol tentang Beasiswa di Amerika dan Kanada

Gusdurian Keliling Dunia telah memasuki sesi kedua pada Minggu, 25 April 2021. Acara yang dihelat pukul 20.00-21.00 WIB tersebut merupakan bagian dari empat sesi pertemuan yang membahas tentang informasi beasiswa di lima negara, yaitu Inggris Raya, Amerika Serikat dan Kanada, Belanda, serta Iran. Pada pertemuan kedua, tajuk yang diangkat adalah “Berkunjung ke Amerika dan Kanada”.

Terselenggaranya kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Jaringan GUSDURian bersama PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) lintas negara.

Acara yang berlangsung secara daring di Zoom Meeting dan live di Youtube GUSDURian TV ini juga berjalan atas dukungan dan kerja sama berbagai media. Beberapa media partner yang tergabung adalah nuonline, TVNU, TV9, neswa.id, iqra.id, alif.id, Media Indonesia, islami.co, gusdurian.net, beritabaru.co, arrahim.id, Times Indonesia, Metro TV, medcom.id, dan Media Group.

Pada sesi kedua, panitia menghadirkan dua narasumber yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat dan Kanada. Mereka adalah Lien Iffah Naf’atu Fina (Mahasiswa PhD Islamic Studies University of Chicago, USA, Penerima Beasiswa Kampus UofC dan MORA 5.000 Doktor) dan Hary Widyantoro (Mahasiswa School of Religious Studies, McGill/Penerima Beasiswa MORA 5.000 Doktor). Acara dipandu langsung oleh Purkon Hidayat, penggerak GUSDURian Tehran, Iran.

Setelah Purkon membuka acara dan memperkenalkan para narasumber, Hary Widyantoro memulai sesi dengan bercerita tentang kuliah dan pengalamannya ketika mengambil Religious Studies di Kanada.

“Kalau di sini, Religious Studies itu adalah interdisciplinary studies. Jadi membuat saya lebih fleksibel ketika mempertanyakan satu hal. Pertanyaan di interdisciplinary studies ini tentu membuat saya lebih fleksibel untuk mengundang disiplin-disiplin ilmu lain untuk menjawab pertanyaan tertentu.”

Cerita lalu disambung oleh Lien Iffah Naf’atu Fina yang mengisahkan alasannya melanjutkan kuliah di Amerika Serikat serta sistem pendidikan yang ada di sana.

“Karena saya S2 di Amerika, jadi saya tahu sistem di Amerika itu seperti apa. Secara umum, sistem di Amerika ternyata berbeda dengan sistem pendidikan di Eropa dan Australia. Di Amerika itu, mahasiswa harus mengambil kelas dulu selama dua sampai tiga tahun, atau kadang setahun, tergantung kebijakan kampus dan jurusannya.”

Selanjutnya, kedua narasumber juga menjelaskan dengan terang tentang proses yang ditempuh untuk mendapatkan beasiswa bagi studinya masing-masing.

Gusdurian Keliling Dunia sesi selanjutnya akan digelar beberapa hari lagi, yaitu pada Minggu, 2 Mei 2021 jam 16.00 – 17.00 WIB. Pada sesi mendatang akan membahas tentang beasiswa di Negeri Belanda.