Social Media

Malam Puncak Haul Gus Dur ke-12: GUSDURian Pasuruan Gelar Tahlil Kebangsaan

Dari serangkaian acara yang diselenggarakan Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan, Tahlil Kebangsaan menjadi malam puncak Haul Gus Dur Ke-12 yang digelar pada 6 Januari 2022, di Gedung MWCNU Beji Bangil, Pasuruan.

Pada malam puncak Haul Gus Dur kali ini menghadirkan beberapa pengisi acara, di antaranya adalah Gus Haidar Hafeez (Sastrawan, Pembaca Puisi), Gus Amak Baihaqi Kadmi (Sastrawan, Pembaca Monolog), dan KH. Ahmad Rifa’i (Pengisi Ceramah Kebangsaan).

Tahlil Kebangsaan dimulai dengan penampilan molonog, kemudian dilanjut dengan pembagian hadiah pemenang lomba Foto Gus Dur serta pemenang Multicultural Football Competition (MFC), pembacaan tahlil sekaligus doa bersama untuk Gus Dur dan NKRI, pembacaan puisi, penampilan monolog kedua, hingga ceramah kebangsaan.

Pertunjukan molonog yang pertama ditampilkam oleh Ikhtiyaril Ikhsan dari Teater Jaddab Pondok Pesantren Walisongo. Ikhsan menampilkan monolog yang terinspirasi dari sosok Gus Dur.

Makhfud Syawaludin, selalu Koordinator KGSKR GUSDURian Pasuruan sangat berterimakasih kepada semua pihak yang sudah mendukung keberlangsungan acara serangkaian Haul Gus Dur Ke-12.

“Acara haul Gus Dur ke-12 ini memiliki serangkaian kegiatan, ada KGD (Kajian Gus Dur) Pasuruan, Multicultural Football Competition (MFC), Bedah Buku Gender Gus Dur: Tonggak Kebijakan Kesetaraan Gender di era Presiden Abdurrahman Wahid, dan malam ini Tahlil Kebangsaan,” ucap Makhfud.

Ia juga menjelaskan bahwa pada Haul Gus Dur tahun lalu, GUSDURian Pasuruan telah meluncurkan buku Hujan Gus Dur dan pada Haul Gus Dur kali ini dalam Tahlil Kebangsaan mencoba untuk menampilkan buku Hujan Gus Dur dalam bentuk monolog.

Penampilan puisi oleh Gus Haidar Hafeez selalu ditunggu-tunggu di setiap peringatan Haul Gus Dur di Pasuruan. Kali ini ia membacakan puisi yang ditulis sebelumnya di akun Facebooknya. Pada malam puncak itu lantunan puisi yang begitu khidmad dibacakan diiringi suara sholawat.

Puisi yang ia bacakan merupakan wujud kerinduan atas sosok Abdurrahman Wahid yang kerap kita sapa dengan sapaan Gus Dur. Wujud kerinduan serta kekaguman hingga kecintaan terhadap sosok Gus Dur juga diungkapkan dalam bentuk monolog yang ditampilkan untuk kedua kalinya.

Monolog kali ini mencoba menceritakan buku Hujan Gus Dur yang ditampilkan oleh Gus Amak Baihaqi Kadmi. Penampilan Gus Amak mencuri perhatian para tamu undangan. Dengan suara lantang ia menceritakan bagaimana sosok Gus Dur.

“Sosok Gus Dur saat ini seperti buku berjalan, di mana kita bisa baca, kita bisa petik keteladanan, nilai nilai, pemikiran, serta perjuangan beliau selama hidupnya. Kita saat ini adalah wujud hasil dari apa yang telah Gus Dur perjuangankan,” terang Gus Amak.

Ceramah Kebangsaan menjadi penutup dalam kegiatan malam puncak Haul Gus Dur ke-12, yang diisi langsung oleh KH. Ahmad Rifai. Dalam ceramahnya ia menekankan 9 Nilai Utama Gus Dur, yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, keksatriaan, dan kearifan tradisi. Kiai Rifai menekankan bahwa kita semua khususnya para generasi muda betul-betul mengkaji nilai-nilai keteladanan Gus Dur, karena nilai-nilai tersebut sangat relevan dengan kehidupan kita, bahkan dengan ajaran-ajaran di dalam Al-Qur’an.

Pesan yang Kiai Rifai sampaikan sama halnya pesan yang selalu disampaikan oleh Alissa Wahid, putri pertama Gus Dur, yaitu “Gus Dur sudah meneladankan, saat nya kita melanjutkan.”

Penggerak Komunitas GUSDURian Pasuruan, Jawa Timur.