Tag: kisah gus dur

Homekisah gus dur

Sambil menyantap singkong dan kacang rebus, Gus Dur berkisah, saat masih ngontrak rumah bersama istri di pinggiran Jakarta, lupa tanggal dan tahunnya, saat waktu senja beringsut menjelang Maghrib, ada tamu mengetuk pintu. Mendengar ketukan, Gus Dur reflek bergegas menuju pintu dan membukanya. Tampaklah olehnya serombongan para pinisepuh bersurban. Beberapa sosok lalu memperkenalkan diri bahwa mereka …

by

Keberanianlah yang mengantarkan dirinya mengakhiri kedudukan sebagai Presiden. Sidang istimewa MPR 23 Juli 2001 yang melengserkannya merupakan puncak pertarungan politik dengan lawan-lawan politiknya pasca mengeluarkan jurus terakhir (Dekrit Presiden). Ketika dilengserkan dari kursi Presiden, di Istana Negara, yang bersangkutan menyapa pendukungnya hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Menampilkan pemandangan yang tidak biasa namun dikomentarinya …

by

Kita tahu bahwa Gus Dur merupakan tokoh semua agama, beliau diterima oleh hampir semua golongan lantaran pemikiran-pemikirannya yang universal. Boleh jadi, sepanjang sejarah Indonesia, belum ada tokoh yang memiliki kapasitas sehebat Gus Dur, yang mampu melampaui semua dimensi agama, bahasa, dan budaya. Beliau mampu menjadi penerang bagi umat Islam, sekaligus perekat agama-agama yang menghubungkan berbagai …

by

Gus Dur dan Uskup Agung Helder Camara adalah pemimpin dari agama yang berbeda. Mereka berdua disatukan oleh nilai perjuangan untuk membebaskan kaum miskin. Pengetahuan dan jejaring pertemanan Gus Dur sungguhlah luas dan lintas batas. Implikasi dari kepemilikan ruang pikiran yang luas itu, maka tak heran ketika Gus Dur memiliki perhatian terhadap segala hal tentang perkembangan …

by

Dari sejumlah upaya dan perjuangan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam mendamaikan Palestina dan Israel, dapat dikatakan bahwa jauh sebelum ia menjadi Presiden RI, Gus Dur sudah melakukan diplomasi dengan Israel secara langsung. Perbedaannnya, ketika masih menjadi aktivis perdamaian dan Ketua Umum PBNU, Gus Dur melakukan upaya tersebut melalui jalur diplomasi kultural. Sedangkan ketika ia …

by

Minggu yang lalu saya pulang ke kampung halaman, Tabalong, yang berada sekitar 200 kilometer dari Banjarmasin. Dalam perjalanan dari Banjarmasin, kami singgah di sebuah warung makan di kota Kandangan. Seperti umumnya warung dan rumah orang Banjar di kawasan ini, dinding warung ini dipenuhi poster foto-foto ulama. Di antara puluhan poster foto itu, ada foto Tuan …

by

Pada bulan Mei 1991 saya sampai ‘kembali’ ke Monash University, Melbourne, Australia. Kata ‘kembali’ adalah karena Januari atau Februari tahun itu, saya diundang menjadi pembicara dalam sebuah seminar di universitas yang sama. Mohamad Sobary, dua tahun lebih awal dari saya, berbaik hati, bukan saja menjemput di bandara, melainkan menampung di flatnya selama dua pekan. Kepada …

by

Entah kenapa, tiba-tiba saya teringat pada sebuah film. Bukan Film Hollywood yang kerap memainkan imajinasi kita dengan sensasi adegan ranjang dan sengaja dipotong. Atau film-film Bollywood, yang memanjakan para pecinta lagu dan gerak tarik ala Hindustan dan Sungai Gangga. Bukan. Bukan itu. Saya teringat sebuah film dokumenter berjudul High Noon in Jakarta. Memang film ini …

by

Gus Dur memiliki peran besar dalam proses NU kembali ke khittah. Saat itu situasinya adalah setelah transisi Orde Lama ke Orde Baru, kebijakan politiknya Suharto tidak mengenakkan buat partai-partai Islam. Semula, banyak kalangan partai Islam berharap dengan naiknya Suharto dengan Orde Barunya, kalangan partai Islam bakalan mendapatkan kesempatan politik yang bebas. Namun harapan tersebut berujung …

by

Aku membaca pengantar buku yang menghebohkan, “Menjerat Gus Dur”, yang berjudul “Gus Dur Melawan Oligarki yang Tak Pernah Usai” oleh penulisnya,  Virdika Rizky Utama. Aku belum kebagian bukunya, karena terlambat pesan. Buku itu sungguh amat menarik sekaligus mendebarkan. Aku belum menilai orang-orang yang konon “besar” atau “penting” sebagaimana disebutkan dalam buku tersebut yang melukai Gus …

by
  • 1
  • 2