Setelah tahun 2020 dilaksanakan secara daring, tahun ini Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian kembali menggelar Temu Nasional (TUNAS) secara luring dengan mengangkat tema “Menguatkan Integritas Gerakan, Meneguhkan Spirit Kebangsaan”.
TUNAS GUSDURian 2022 akan digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya pada 14-16 Oktober 2022. Kegiatan ini akan dihadiri oleh perwakilan 155 komunitas GUSDURian dari berbagai kota, jejaring lintas iman, jejaring masyarakat sipil, tokoh agama, hingga sahabat dan keluarga Gus Dur.
“Target kami ada 1.500 peserta GUSDURian yang ikut. Sampai hari ini (12/10) peserta yang sudah konfirmasi hadir sudah mencapai 1.000 lebih,” terang Mukhibullah, ketua panita TUNAS GUSDURian 2022 dalam konferensi pers yang diadakan di bilangan Darmo, Surabaya.
Selama tiga hari penyelenggaraannya, TUNAS GUSDURian 2022 ini memiliki beberapa sesi kegiatan. Di antaranya pada Jumat pagi dimulai dengan ziarah ke makam Gus Dur di Jombang bersama rombongan keluarga dan sebagian perwakilan komunitas GUSDURian.
“Di hari yang sama, acara pembukaan TUNAS GUSDURian akan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., sekaligus menyampaikan sambutan pembukaan. Kemudian penyampaian Orasi Kebangsaan dilakukan oleh Alissa Wahid,” lanjut pria yang akrab disapa Mukhib tersebut.
Pada hari Sabtu terdapat beberapa forum yang digelar dari pagi sampai sore, seperti forum isu prioritas, forum tata kelola jaringan, serta forum rekomendasi dan resolusi jaringan. Berbagai forum ini diampu oleh para expert di bidangnya masing-masing, di antaranya ada Lukman Hakim Saifuddin, Asfinawati, KH. Husein Muhammad, Lies Marcos, hingga Franz Magnis-Suseno.
“Untuk forum-forum ini kami fokus pada beberapa pembahasan seperti isu keadilan & HAM, demokrasi, lingkungan, pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan Sabtu malamnya akan ada panggung budaya. Nanti Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid akan membaca puisi,” ungkap Mukhibullah.
Terakhir, Mukhibullah berharap kegiatan ini bisa benar-benar menjadi ruang pertemuan para penggerak GUSDURian dan menjadi ruang konsolidasi agenda-agenda prioritas selanjutnya.
Untuk diketahui, Jaringan GUSDURian adalah jaringan kultural, bersifat terbuka, dan non-politik praktis yang terdiri dari para individu dan atau komunitas yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai, dan prinsip, serta berupaya untuk meneruskan perjuangan Gus Dur atau K.H Abdurrahman Wahid.