George Floyd, Rasisme, dan Teladan Iblis

Amerika Serikat akhir-akhir ini diselimuti dengan para demonstran yang menuntut keadilan atas kematian George Floyd, seorang pria berkulit hitam yang kehilangan nyawa setelah mendapatkan kekerasan oleh petugas kepolisian Minneapolis.Tragedi kematian Floyd telah mengubah Amerika menjadi lautan pendemo di tiap sudut kota dengan kata-kata terakhirnya “I can’t breathe! I can’t breathe!” seakan telah menggugah hati publik untuk menggaungkan gerakan perlawanan. Hampir seluruh elemen masyarakat turun ke jalan memprotes perlakuan kekerasan tersebut, di beberapa titik kota melakukan perdamaian namun tetap terjadi kericuhan oleh karenanya beberapa toko dijarah secara massal.

Negeri yang menjunjung tinggi demokrasi ini belum sepenuhnya bisa menyelesaikan konflik rasialnya. Kematian Floyd adalah satu diantara ratusan deretan kasus yang menindas minoritas kulit hitam yang harus merelakan nyawanya dengan sia-sia karena rasisme dan kebrutalan kelompok mayoritas di sana dalam menyikapi warga kulit hitam.

Lepas dari itu, Presiden Donald Trump pernah berjanji dalam kampanyenya “Make America Great Again”  Amerika hebat adalah impian utamanya, namun sayangnya tidak bisa membantu orang kulit hitam agar terangkat masalah sosialnya dan malah menyampingkannya. Jelas sekali ini adalah penurunan kualitas hak asasi manusia (HAM).

Negeri Paman Sam itu telah melesat dari konsep demokrasinya. Kini, warga kulit hitam merasa tidak mendapatkan hak dan kebebasan yang sama. Bukankah negara harus menjamin keadilan sosial bagi rakyatnya?

Kejadian ini apabila tidak diberi kebijakan yang memuaskan akan menjadi cacat berkepanjangan, budaya negatif seperti ini akan terus dirasakan tidak menguntungkan bagi kelompok kulit hitam karena tidak ada jaminan kesamarataan dari yang berwajib.

Budaya Rasialisme Teladan Iblis

Sikap diskriminatif nan rasis sebenarnya sudah ada terjadi sejak pertama penciptaan manusia. Perdebatan Iblis yang menolak untuk bersujud kepada Adam As adalah cikal bakal terjadinya diskriminatif rasialisme. Dijelaskan dalam Surah Shod: ayat 71-74, Ketika Allah Swt memerintahkan untuk bersujud (hormat), seluruh malaikat melaksanakanya kecuali Iblis. 

Alasan mengapa Iblis menolak untuk sujud karena ia merasa lebih mulia karena diciptakan dari api sedangkan Adam AS diciptakan dari tanah. Kemudian dalam ayat 76-77 

قال يا ابليس ما منعك ان تسجد لما خلقت بيدي استكبرت ام كنت من العالمين 

Allah Swt berfirman: Hai Iblis , apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tanganku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa yang lebih tinggi.

انا خير منه خلقتني من النار و خلقته من طين

Aku lebih baik daripadanya karena engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah liat”

Dari perdebatan di atas, Iblis menjadikan perbedaan asal kejadian sebagai alasannya untuk tidak menghormati Adam. Kenapa pula ia harus tunduk pada manusia, ia diciptakan dari ras api dan manusia dari ras tanah. Ia lebih mulia daripada asal penciptaannya Adam (tanah).

Rasialisme dalam Islam

Ada  kisah menarik sebelum Nabi Muhammad Saw wafat, beliau sempat memberikan khotbah pada saat Haji Wada’. Khutbah itu berisi pesan yang sangat penting untuk kehidupan bermasyarakat. Mengutip dalam Musnad Ahmad:

   يا ايها الناس ان ربكم واحد واباكم واحد , الا لا فضل لعربي علي عجمي ولا لعجمي علي عرابي ولا اسود علي احمر ولااحمر علي اسود الا بالتقوي ابلغت  ؟ قالوا بلغ رسول الله صلي الله عليه و سلم 

Wahai sekalian manusia, Tuhan kalian satu dan ayah kalian satu (Nabi Adam). Ingatlah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non Arab) dan bagi orang Ajam atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, begitu pula bagi orang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apakah aku sudah menyampaikan..? Mereka menjawab Ya benar Rasulullah Saw”  

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kelebihan seorang manusia di atas manusia lainnya berdasarkan etnis dan warna kulit. Sabda Nabi ini sejalan dengan pesan Al-Quran yang tertulis dalam  QS. Al-Hujurat; 13:

ان اكرمكم عند الله اتقاكم 

Yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa

Pesan ini sangat istimewa sekali karena beliau baginda Nabi menyampaikan menjelang akhir hayatnya, seharusnya pesan ini harus menjadi prinsip sebagai amal baik untuk mengangkat kesetaraan umat manusia, namun sayangnya masih ada segelintir pihak yang masih merasa unggul dengan rasnya atau dengan sukunya. Sehingga ada sekelompok orang yang minder dengan warna kulitnya atau sukunya. Orang berkulit hitam selalu didiskriminasi dan dianggap rendahan begitu juga dengan orang non Arab yang merasa kurang Islami berhadapan dengan orang Arab. Wallahu a’lam

Penggerak GUSDURian Semarang. Alumnus Ponpes Apik Kaliwungu dan Ponpes MUS Sarang.