Social Media

Rayakan Hari Toleransi Internasional, GUSDURian Makassar Helat Nobar bersama Warga

Komunitas GUSDURian Makassar menghelat acara Nonton Bareng (Nobar) bersama warga kelurahan Bontoduri yang tergabung dalam komunitas Remaja Peduli Kampung (RPK). Kegiatan ini berlangsung di Sekreriat RPK, Kelurahan Bontoduri, Kota Makassar, pada Selasa (29/11/2021) malam.

Koordinator GUSDURian Kota Makassar, Ilham Badawi mengatakan bahwa acara nobar ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada tanggal 16 November lalu. Agenda ini juga merupakan bagian dari program Bioskop Keliling GUSDURian Makassar yang bekerja sama dengan Madani Film Festival.

“Kegiatan ini bermaksud untuk mendekatkan isu toleransi dengan komunitas atau masyarakat yang sebenarnya selama ini telah mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-harinya.” katanya.

Pria yang kerap disapa Ilham ini kemudian menambahkan bahwa, acara nobar ini menayangkan dua film, yakni: Liyan dan Setara. Liyan maupun Setara merupakan film yang menampilkan cerita baik mengenai toleransi di lingkungan masyarakat dan keluarga.

“Indonesia dan khususnya Makassar merupakan rumah bersama. Rumah bagi beragam agama, suku, budaya, dan ras. Melalui film-film ini kita ingin menyampaikan pesan pentingnya toleransi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” terangnya.

Agenda nobar ini berlangsung tanpa narasumber sebagai pembedah film. Jadi setelah pemutaran film selesai, setiap audience kemudian diberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan dan kesannya terhadap kedua film tersebut.

“Kita sengaja tanpa narasumber, kita ingin berdiskusi dengan masyarakat sesantai mungkin. Layaknya di pos ronda atau di warkop (warung kopi),” ungkap Ilham.

Salah satu peserta nobar, Muh. Taufik Imamsyah menyampaikan kesannya setelah menonton film-film tersebut. Menurutnya menghargai perbedaan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hidup berbangsa dan bernegara.

“Toleransi bagi saya adalah hal yang sangat penting dalam hidup. Mengapa? Karena dari situlah kita bisa belajar menghargai sebuah perbedaan.” katanya di sela-sela acara.

Ia juga menambahkan, bahwa kehidupan damai dan toleran hanya bisa diwujudkan ketika kita bisa menghargai pendapat dan perbedaan. Dalam konteks ini, kita juga bisa menerapkan Pappaseng (pesan leluhur masyarakat Bugis-Makassar) sipakatau (saling memanusiakan), sipakalebbi (saling memuliakan), dan sipakainge (saling mengingatkan) dalam keseharian kita.

“Kita suku Bugis Makassar mempunyai budaya 3S (Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge) yang harus dijunjung tinggi.” imbuhnya.

Kegiatan ini berlangsung lancar dengan suasana kesederhanaan dan kekeluargaan yang sangat kental. Untuk agenda Bioskop Keliling selanjutnya akan dilaksanakan bersama Komite Perjuangan Rakyat Miskin (KPRM) Makassar.

Penggerak Komunitas GUSDURian Makassar, Sulawesi Selatan.