GUSDURian Makassar Bedah Buku “Agama untuk Kemanusiaan” untuk Peringati Haul Gus Dur ke-12

GUSDURian Makassar berkerjasama dengan BEM Sekolah Tinggi Theologia Indonesia Bagian Timur (STT INTIM) melakukan diskusi dan bedah buku Agama Untuk Kemanusiaan. Buku ini ditulis oleh salah seorang aktivis kemanusiaan sekaligus mantan koordinator GUSDURian Makassar 2015-2019, M. Fadlan L Nasurung.

Kegiatan yang dilakukan di Kapel STT INTIM pada Senin malam (24/01/22) tersebut merupakan kegiatan kedua dari rangkaian Haul Gus Dur yang diadakan oleh komunitas GUSDURian Makassar.

Pada bedah buku kali ini Fadlan selaku penulis buku ditemani oleh dua narasumber lainnya, yaitu Pdt. Hendrikus Nayuf (Kepala LP3GM STT INTIM), Ainun Jamilah (Owner Cadar Garis Lucu), serta dimoderatori oleh Meilina Simon Sariri (BEM STT INTIM).

Pdt Hendrikus yang mengawali acara bedah buku ini mengulas pemikiran penulis dengan sangat jelas dan mengakui keunikan yang penulis tuangkan dalam bukunya tersebut.

“Dalam buku ini, banyak hal yang unik dan menarik. Buku ini membahas tentang isu agama, kebudayaan, dan keberagaman yang dibungkus dalam dialog yang sangat demokratis. Juga, dalam buku ini kita tidak menjumpai kesan si penulis sedang menggurui, tapi lebih kepada menawarkan,” ujar Kepala LP3GM STT INTIM tersebut.

Selanjutnya pembicara kedua, Ainun Jamilah, yang merupakan seorang aktivis cadar progresif mengaku bahwa kebanyakan pendakwah dewasa ini hanya membahas seputar ritual saja. Jadi, tawaran Agama Untuk Kemanusiaan sangat penting untuk didiskusikan, melihat banyaknya kekerasan mengatasnamakan agama dan stigma terhadap sekelompok orang yang berbeda.

“Menjadi seorang muslimah yang bercadar sangat berat karena masih banyak stigma masyarakat yang melekat pada kami. Terlebih, setelah adanya peristiwa bom yang baru-baru terjadi di Katedral Makassar, membuat saya dan teman-teman bercadar yang sedari dulu sudah berjuang untuk membangun kepercayaan di tengah-tengah masyarakat menjadi runtuh seketika,” ucap Ainun.

Terakhir, penulis memberikan tanggapannya terhadap apa yang dipaparkan oleh para pembedah. Fadlan mengatakan bahwa sebenarnya ada banyak kesalahpahaman orang-orang dalam melihat agama.

“Saat ini banyak dari kita beranggapan bahwa manusia itu untuk agama, padahal agamalah yang hadir untuk kemanusiaan. Maka tidak heran sekarang banyak kita dapati orang melakukan apa saja walaupun harus menginjak-injak kemanusiaan” tutupnya.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sangat interaktif. Bedah buku ini juga dihadiri oleh puluhan orang dari berbagai kalangan.

Penggerak Komunitas GUSDURian Pontianak, Kalimantan Barat.