Cerita Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Familier dengan NU karena Faktor Gus Dur

Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengaku merasa akrab dengan Nahdlatul Ulama (NU) karena faktor Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur. 

Ia juga menyebut, ia mengenal NU sejak lama karena akrab dengan almarhum Gus Dur.

Hal itu ia ungkap saat pertemuan dengan Ketum PBNU, KH. Yahya C. Staquf atau Gus Yahya di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. 

“Saya sangat familier dengan NU sejak bertahun-tahun yang lalu,” kata dia dikutip Antara, Rabu (20/7/2022).

Rasa keakraban itu, lanjut Horta, muncul karena dia merupakan salah satu teman dekat mantan Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Alissa Wahid, putri tertua Gus Dur yang hadir dalam pertemuan tersebut juga mengisah kedekatan keduanya.

Bahkan, tambah dia, masyarakat Timor Leste pun telah mengenal baik Gus Dur sebelum dia menjadi Presiden ke-4 RI.

“Masyarakat Timor Leste itu mereka mengenal Gus Dur sebelum beliau menjadi presiden. Gus Dur sudah bersuara terkait dengan kesejahteraan masyarakat Timor Leste,” ucap Alissa.

Presiden Ramos Horta beserta rombongan tiba di Gedung PBNU sekitar pukul 09.05 WIB.

Dalam kunjungannya yang merupakan kunjungan persahabatan antara Timor Leste dan PBNU itu, Horta disambut langsung oleh Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf.

Gus Yahya Ajak Bangun Kegiataan Keagamaan di Timor Leste

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf dan Presiden Timor Leste José Ramos Horta membahas rencana kerja sama dalam membangun kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste.

“Beliau menyambut baik (rencana kerja sama) dan ada satu lembaga khusus yang sudah beliau siapkan untuk kerja sama dalam kegiatan serta agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste. Itulah maksud kerja sama nanti,” kata Gus Yahya

Di samping itu, lanjut dia, Horta juga secara khusus mengundang PBNU mengunjungi Timor Leste dan menemuinya di sana untuk berdiskusi lebih dalam mengenai rencana kerja sama di bidang keagamaan dan kemanusiaan.

Terkait waktu pertemuan selanjutnya di Timor Leste itu, Gus Yahya mengatakan hal tersebut akan ditentukan oleh Presiden Ramos Horta.

“Beliau sendiri yang akan menentukan jadwalnya. Kami, insyaallah akan memenuhi undangannya,” ucap dia.

Gus Yahya juga mengundang Ramos Horta ke R20, event pertemuan agamawan dunia yang digagas PBNU yang merupakan pertemuan agamawan di sela-sela pertemuan pertemuan G20. 

“Kami minta beliau mengirim perwakilan tokoh agama di Timor Leste dan ada Uskup Timor Leste yang sebentar lagi diangkat jadi kardinal oleh Paus. Insyaallah beliau yang akan mewakili,” katanya. 

Adapun pertemuan R20 itu, lanjut Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf, direncanakan digelar pada tanggal 2 dan 3 November 2022 di Bali.

____________________

Liputan ini pertama kali dimuat di kompas.tv

Redaktur pelaksana islami.co. Jurnalis, editor, dan penulis buku-buku keislaman.