GUSDURian Pekalongan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Ngobrol Maslahat” bersama Pelaku 1000 Abrahamic Circles Project yang bertempat di Rumah Makan Ayam Kalongan, Pekalongan, pada Selasa (23/8/2022) lalu. Selain GUSDURian Pekalongan, kegiatan ini juga diinisiasi oleh empat komunitas lainnya, yakni Foreign Policy of Community of Indonesia (FPCI), Pembela Tanah Air Indonesia (Petanesia), Yayasan Jalan Terjal Mendaki, dan Komunitas Sahabat Kalongan (Kosaka).
Program “The 1000 Abrahamic Circles” merupakan program pengalaman antariman yang melibatkan tiga pemuka agama samawi, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi dari berbagai negara. Program ini digagas oleh FPCI. Pada kegiatan yang mengambil tema “Memaknai Kelestarian Lingkungan dari Sudut Pandang Agama” tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Jeffrey Stefen Berger (Yahudi) dari Inggris, Reverand Dwi Argo Mursito (Kristen) dari Indonesia, dan Imam Alaa Elzokm (Islam) dari Australia.
Sebelum diskusi dimulai, terlebih dahulu Koordinator Komunitas GUSDURian Pekalongan, Riril Widi Handoko memperkenalkan makna tentang 9 nilai utama Gus Dur kepada para tamu yang hadir. Ia menyampaikan bahwa 9 nilai utama itulah yang menjadi pondasi dan gerak langkah para GUSDURian untuk merawat dan melestarikan perjuangan Gus Dur.
“Sembilan nilai itu antara lain adalah ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keksatriaan, dan kearifan tradisi,” kata Riril.
Sementara itu, Reverand Dwi Argo Mursito, selaku salah satu narasumber yang juga menjadi pendeta di Gereja Kristen Jawa Pekalongan mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah salah satunya untuk membangun pemahaman bersama lintas agama.
“Selain itu, tujuan lainnya yakni membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga alam berdasar dorongan agama dan mendorong aksi nyata untuk pelestarian lingkungan,”ucapnya.
Dalam penyampaiannya, Alaa Elzokm, narasumber yang juga merupakan Imam Masjid Elsedeaq Heidelberg di Melbourne, Australia, menyatakan bahwa tugas menjaga lingkungan alam semesta ini harus dilakukan oleh semua agama.
“Dalam perspektif Islam, manusia dan lingkungan memiliki relasi yang sangat erat, karena Allah SWT menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan,” paparnya.
Sedangkan, Jeffrey Stefen Berger, seorang Rabi Yahudi asal London mengatakan bahwa pembahasan isu lingkungan jangan hanya berhenti pada titik diskusi saja, melainkan juga pada aksi nyata, supaya konsep dan pemikiran yang sudah direncanakan dapat terimplementasikan dengan baik.
“Upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan hal-hal kecil terlebih dahulu. Baik individu maupun sebuah kelompok perlu memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni akan pentingnya merawat lingkungan,” terangnya.
Kegiatan diskusi ini juga dihadiri oleh berbagai kelompok lain, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pejabat pemerintah, hingga tokoh masyarakat. Sesuai kesepakatan bersama, kegiatan ini akan kembali ditindaklanjuti dengan waktu dan tempat yang belum ditentukan.