Orang Muda Katolik bersama GUSDURian Banjarmasin Gelar Dialog “Kasih dalam Perspektif Agama”

Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Banjarmasin mengajak GUSDURian Banjarmasin berkolaborasi mengadakan kegiatan Dialog Lintas Iman bertemakan “Kasih dalam Perspektif Agama” di Aula San Dominggo, Banjarmasin, Rabu malam (16/3).

Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Orang Muda Sedunia. Manuel Alex Putra Yoran (Ketua OMK Katedral Banjarmasin) menjelaskan dalam sambutannya, “Acara ini sudah sangat lewat, dengan kegiatan OMK yang sangat banyak, kami menyempatkan untuk membikin acara ini bersama GUSDURian.”

Kegiatan dialog itu menghadirkan beberapa tokoh lintas iman sebagai pembicara, yaitu Ripaldi (Dosen STT GKE), Lindawati Tjandera (Ketua PATRIA DPD Kal-Sel), Toniadi, (Pembina Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Kal-Sel), Ni Nyoman Suarniki, (Dosen STIENAS, Ketua WHDI Kal-Sel), dan Yunizar Ramadhani (Pengajar Pon-Pes Darul Hijrah Puteri Martapura), serta dimoderatori oleh Arief Budiman, Koordinator Komunitas GUSDURian Banjarmasin.

Masing-masing pembicara kompak mengatakan bahwa kasih merupakan ajaran yang sangat penting dalam agamanya. Kasih menjadi perintah utama yang sangat ditekankan dalam setiap agama agar terjadi perdamaian bagi semua manusia, dan semua makhluk di dunia.

Ripaldi menjelaskan, “Dalam suatu momen yang diceritakan dalam Injil, Yesus menyatakan kepada mereka dalam sebuah peristiwa penting, di akhir semua itu ada perintah: ‘Ini adalah perintah-Ku bagi kamu supaya kemudian kamu mengasihi.’ Dari bagian itu didapat satu hal bahwa kasih itu adalah sifat Allah.”

“Ada empat landasan sifat luhur ketuhanan, yang pertama adalah Metta (cinta kasih), cinta kasih yang ditekankan dalam Buddha melalui sang Buddha sendiri, ditekankan untuk menjadi sifat luhur yang pertama kali, sehingga ketika seorang Buddha itu berkata, berbuat, berpikir, itu dilandasi oleh cinta kasih. Cinta kasih itu universal sekali, tidak memandang latar belakangnya,” ujar Lindawati Tjandera.

“Dalam agama Katolik, kasih merupakan ajaran yang utama, disebutkan bahwa silakan kamu bisa memindahkan gunung dari sana ke sini dengan imanmu, namun jika kamu tidak memiliki kasih maka itu semua percuma. Karena kasihlah yang akan bermanfaat bagi umat manusia,” ujar Toniadi.


Ni Nyoman mengatakan “Di Hindu itu ada nilai ‘Tat Twam Asi’, itu adalah kamu. Sehingga bagaimana kamu menyakiti ‘itu’, sementara itu adalah kamu sendiri. Tat Twam Asi menjadi rujukan untuk berbuat kasih, jika mengasihi orang lain maka sama dengan mengasihi diri.”

Yunizar Ramadhani menjelaskan, “Saya berani mengklaim bahwa ajaran kasih itu sudah ada dari sononya. Nama Islam sendiri ada unsur cintanya, ‘salam‘ keselamatan, damai. Ada rahma rahim dalam 99 nama Allah. Nabi Muhammad sebagai cinta kasih, diutus untuk menyebarkan cinta kasih untuk sekalian alam, bukan muslim saja. Dalam sabda Nabi Muhammad saw., “Tidak beriman kamu sebelum kamu mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” Kamu tidak dianggap beriman jika tidak mencintai saudaramu, semua manusia itu bersaudara.”

Arief Budiman, Koordinator GUSDURian Banjarmasin mengatakan, “Semoga kegiatan ini menjadi bekal bagi orang muda di Banjarmasin menjadi peka terhadap isu keberagaman di Banjarmasin sendiri.”

Penggerak Komunitas GUSDURian Banjarmasin, Kalimantan Selatan.