Komunitas GUSDURian Gorontalo menggelar Kajian Utama Pemikiran (Kupia) Gus Dur yang bekerja sama dengan HMJ Administrasi Publik Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Diskusi tersebut mengangkat tema “Gus Dur, Ramadan, dan Kesalehan Sosial yang bertempat di Fakultas Ekonomi UNG, pada Rabu (12/4/2023).
Turut hadir pada kesempatan tersebut berbagai peserta diskusi dari lintas organisasi yang berjumlah puluhan orang.
Dalam diskusi yang berlangsung itu, narasumber Saprillah Syahrir (Pembina GUSDURian Sulampapua) itu mengatakan, puasa tidak hanya mengajarkan kita untuk meneguhkan hubungan kita dengan sang pencipta, hablum mina Allah. Tetapi, puasa juga mengajarkan manusia tentang hubungan dengan sesama manusia, hablum minanas. Menurutnya, kesalehan sosial adalah bagian dari kesalehan individual.
“Di mana kesalehan individual adalah kesalehan antara hubungan pribadi dengan Sang Pencipta, Allah Swt,” terang Saprillah.
Antara kesalehan sosial berbarengan bersama dengan kesalehan individual. Dalam kondisi seperti ini, Gus Dur memasukkan unsur egalitarianisme atau kesetaraan dalam kesalehan sosial.
“Jadi kesalehan sosial akan diperoleh manakala keadaan masyarakat setara. Itu kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai kesalehan sosial,” ucap Kepala Balitbang Agama Makassar tersebut.