Social Media

Diskusi GUSDURian Bone: Menilik Demokrasi dalam Perspektif Kearifan Lokal

Melihat perkembangan demokrasi yang fluktuatif hari ini, Komunitas GUSDURian Bone kembali mengadakan diskusi rutinan pada kegiatan Pojok GUSDURian dengan tema diskusi “Menilik Demokrasi dalam Perspektif Kearifan Lokal”. Diskusi kali ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 21/07/2023 di pelataran mushola IAIN Bone. Diskusi dihadiri oleh para mahasiswa dan penggerak GUSDURian Bone.

Pemateri diskusi kali ini yakni Arfah selaku ketua HMI komisariat syariah IAIN Bone. Dalam membuka diskusi, pemateri sedikit mengomentari terkait nilai demokrasi dan keterkaitannya dengan keberadaan tradisi ataupun kearifan lokal/local wisdom.

”Demokrasi secara definitif adalah kekuasaan yang kedudukannya berada di tangan rakyat melalui proses legitimasi pemungutan suara atau biasa dikenal dengan istilah ‘dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’,” ujarnya.

Beberapa peserta juga mengomentari terkait keabsahan dan efektivitas konsep demokrasi dalam rangka menyusun tatanan kehidupan bernegara yang lebih baik.

“Konsep demokrasi ini yang kita anggap sebagai sistem yang baku dan sesuai dengan karakter kebangsaan kita seolah-olah bertolak belakang dengan semangat lokalitas kita yang berbeda-beda dan justru konsep demokrasi ini malah hanya menguntungkan beberapa kelompok saja, khususnya mereka yang berada pada tingkat struktural atau jabatan,” ujar Rahmat Asyari, salah satu peserta diskusi yang hadir.

Pada kegiatan kali ini para peserta yang hadir mengharapkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal dapat menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem demokrasi Pancasila, terutama dalam makna salah satu adagium Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua). Misalnya dimasifkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah yang setidaknya menjadi kontribusi khususnya di kalangan mahasiswa.

Pemateri juga sedikit memberi saran bahwa diskusi seperti ini sebisa mungkin dimasifkan sebagai salah satu wadah untuk menghidupkan budaya diskusi dalam lingkup kampus atau akademik.

“Saya sangat berterima kasih atas undangan dari teman-teman GUSDURian dan sekiranya pertemuan seperti ini dapat terus dimasifkan demi menghidupkan budaya diskusi dalam dunia kampus yang pada hari ini mulai jarang terjadi di kalangan mahasiswa,” pungkas Arfah.

Penggerak Komunitas GUSDURian Bone, Sulawesi Selatan.