Komunitas GUSDURian Banyumas turut serta hadir dalam acara Sambung Rasa Lintas Iman bersama dengan Komisi HAK KWI (Hubungan Antara Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia), Komisi Hak Keuskupan Purwokerto, FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), MLKI, dan organisasi lintas iman lainnya.
Acara yg digelar untuk memperkuat jejaring ini dilaksanakan pada Selasa sore (25/07/2023) di Balai Julianus, Paroki Katedral Kristus Purwokerto, Jawa Tengah.
Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI, Romo Agustinus Heri Wibowo PR, menceritakan pengalamannya berjumpa dengan Alissa Wahid saat mengikuti sidang KWI tahun 2019. Alissa berpesan bahwa Keuskupan dapat berkolaborasi dengan Komunitas GUSDURian, komunitas yang menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan kemanusiaan.
Menanggapi pernyataan tersebut, Chumedi menambahkan, “GUSDURian merupakan salah satu organisasi yang tidak ditumpangi mutan politik,” ujar Ketua Yayasan Pendidikan GUSDURian Banyumas tersebut.
Romo Heri mengaku sangat senang melihat jalinan persaudaraan lintas iman yang ada di wilayah Banyumas. Banyak gagasan dan ide-ide menarik dalam upaya memerangi radikalisme. Di antaranya edukasi mengenai pencegahan intoleransi dan radikalisme kepada para guru dan murid yang dilakukan oleh FKUB dan pihak terkait.
Wilayah Banyumas sendiri masuk dalam kategori wilayah aman bagi minoritas. Hal ini terbukti dengan rendahnya laporan dan aduan masyarakat terkait kasus intoleransi yang terjadi.
Dengan melihat kondisi bahwa Banyumas sudah memiliki fondasi toleransi dan kemanusiaan yang solid, maka kerja sama lintas agama di Banyumas tak hanya bergerak di ranah toleransi agama saja, tetapi sekarang mulai merambah ke dunia pendidikan.
Bentuk nyata dari gagasan tersebut adalah terbentuknya Yayasan Pendidikan GUSDURian Banyumas (Yayasan Piguramas). Saat ini, Yayasan Piguramas telah menaungi 2 tingkatan, yakni TK dan SD Mulia Bhakti dan Politeknik GUSDURian.
Diharapkan dengan adanya Yayasan Piguramas ini, masyarakat merasakan manfaat untuk kehidupan mereka terutama di bidang pendidikan, perbaikan moral, serta peningkatan sumber daya manusianya.
Chumedi juga menambahkan ke depannya mereka akan meningkatkan kerja sama lebih tidak hanya persoalan toleransi, persamaan hukum hingga kesetaraan akan terus mereka perjuangkan.