Social Media

Gus Dur Memorial Lecture di ISIF Cirebon, Lukman Hakim Saifuddin: Muara Agama adalah Kemanusiaan

Cirebon menjadi salah satu kota yang terpilih untuk menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid. Peringatan harlah Guru Bangsa tersebut diadakan di pelataran Panggung Transformasi Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) pada Rabu (20/09) lalu.

ISIF merupakan kampus ketiga yang menjadi tempat penyelenggaraan Gus Dur Memorial Lecture setelah UIN Walisongo Semarang, UIN SATU Tulungagung, dan terakhir UNU Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya adalah Jay Akhmad (Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian), Marzuki Wahid (Rektor ISIF), Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI periode 2014-2019), serta dimoderatori oleh Nafidah Inarotul Huda dari Komunitas GUSDURian Cirebon.

Dalam sambutannya, Jay Akhmad mengatakan bahwa diadakannya Gus Dur Memorial Lecture tersebut merupakan bagian dari peringatan hari lahir Gus Dur dan untuk meneladani gagasan serta gerakan Gus Dur.

“Malam hari ini kita berada di acara Gus Dur Memorial Lecture, yang kebetulan memang dilakukan dalam rangka peringatan hari lahir Gus Dur. Gus Dur Memorial Lecture ini adalah upaya agar kita terus menggali dan meneladani gagasan serta gerakan Gus Dur,” ungkap pria yang akrab disapa Jay tersebut.

Selanjutnya, Marzuki Wahid selaku tuan rumah mengatakan bahwa sudah seharusnya Kampus ISIF mengadakan Gus Dur Memorial Lecture, karena sudah ada ikatan batin dan ikatan ideologis dengan Gus Dur.

“Kalau ISIF menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture saya kira itu hal yang sudah seharusnya. Kita sudah mempunyai ikatan batin dan ikatan ideologis dengan Gus Dur,” ungkap rektor sekaligus murid Gus Dur tersebut.

Ikatan ideologis yang disebut Marzuki Wahid terimplementasi dalam program Pusat Studi Gus Dur dan program Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) di Kampus ISIF, yang mana dalam program SUPI memiliki tetralogi yakni ma’ruf, keadilan hakiki, mubadalah, dan pribumisasi Islam.

“Kalau di KUPI itu ada trilogi KUPI, yaitu ma’ruf, keadilan hakiki, dan mubadalah, maka SUPI mempunyai tetralogi, yaitu ma’ruf, keadilan hakiki, mubadalah, dan satunya adalah Pribumisasi Islam. Kalau menurut saya gak lengkap kalau hanya ma’ruf, keadilan hakiki, dan mubadalah tanpa pribumisasi Islam. Karena pribumisasi Islam inilah sebetulnya manifestasi dari keislaman yang ramah,” ujar Marzuki Wahid.

Berbicara tentang Islam ramah, Lukman Hakim Saifuddin selaku lecturer dalam kuliah umum tersebut mengatakan bahwa Islam atau lebih luasnya agama hakikatnya adalah memanusiakan manusia. Menurutnya, Gus Dur telah selesai dengan dirinya sendiri dan sudah mencapai pemahaman bahwa ajaran inti pokok Islam atau ajaran agama adalah memanusiakan manusia.

“Dia sampai kepada tingkat pemahaman bahwa justru agama itu untuk manusia bukan untuk Tuhan, Tuhan sudah tidak perlu lagi. Justru manusia itulah yang perlu ajaran agama untuk memanusiakan manusia. Jadi semua muaranya adalah kemanusiaan dan itulah inti pokok ajaran agama yang beliau pahami dan beliau terapkan. Itu karena Gus Dur sudah selesai dengan dirinya sendiri,” ucap mantan menteri agama itu.

Lebih lanjut, Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan bahwa muara kemanusiaan itulah yang membuat agama seharusnya menjadi dasar untuk membela kaum yang tertindas dan tidak mendapatkan keadilan.

“Gus Dur itu tidak akan pernah selesai dikaji dari satu dua perspektif. Beliau bisa dilihat dari banyak perspektif, tapi kita belajar dari cara pendekatan beliau memahami agama, karena agama bagi beliau adalah sesuatu yang Tuhan turunkan untuk manusia itu sendiri, bukan untuk Tuhan. Maka yang harus dibela justru manusia yang tidak mendapatkan keadilan dan tertindas. Merekalah yang perlu dibela,” tambahnya.

Gus Dur Memorial Lecture tersebut dihadiri oleh sekitar 230 lebih orang yang terdiri dari akademisi, tokoh lintas iman Cirebon, komunitas, lembaga, maupun organisasi dari berbagai macam latar belakang, serta tentunya mahasiswa ISIF Cirebon. Acara ini dimulai sejak pukul 20.00 hingga 22.30 WIB.

Penggerak Komunitas GUSDURian Cirebon, Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *