GUSDURian Jepara Go to School Part II, Upaya Cegah Budaya Perundungan di Sekolah

JEPARA – Fenomena saling ejek di kalangan pelajar dinilai bisa memicu kekerasan. Berangkat dari hal itu, Komunitas GUSDURian Jepara melakukan sosialisasi bahaya perundungan (bullying) dan menyebarkan pentingnya pendidikan karakter di SMP Walisongo Jepara, Jawa Tengah.

Agenda GUSDURian Go to School part II ini melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Duta Genre Jepara.

Berada di depan ratusan siswa-siswi, Koordinator GUSDURian Jepara, Fuad Fahmi Latif memaparkan, usia anak SMP atau SMA memiliki emosi prematur. Sehingga, sekalinya diejek akan meledak-ledak, terjadi kekerasan.

“Bercanda boleh saja, namun kondisi psikologis tiap orang berbeda-beda. Khusus masa remaja, mereka cenderung labil ihwal emosi. Jadi, edukasi pengolahan mental dibutuhkan,” papar Fuad kepada Redaksi, Sabtu (23/9/23) pagi.

Adapun, edukasi terkait menghargai seseorang (teman), kata dia, dapat dimulai dengan pendidikan karakter. Terjunnya Jaringan GUSDURIan di sekolah juga dinilai tepat, sebab konsen terhadap narasi keadilan dan kesetaraan.

“Sebagaimana amanat konstitusi, mencerdaskan kehidupan bangsa, kami mendukung hal itu dengan terjun ke sekolah-sekolah mengajarkan pentingnya pendidikan karakter dan narasi kesetaraan,” terang dia.

Sementara itu, perwakilan DP3AP2KB Jepara, Agus Wijayanto menyampaikan, bahwa sosialisasi bahaya bullying tidak cukup hanya sekali. Untuk memberikan hasil maksimal, diperlukan konsistensi dalam pengajaran.

“Sistem lembaga dan lingkungan sekolah tentang bahaya kekerasan seksual dan bullying yang mempengaruhi karakter para remaja. Sehingga konsistensi diperlukan, tidak hanya sekali, melainkan kontinyu,” ujar Agus.

Sebagai informasi, agenda ini merupakan permintaan dari pihak sekolah terkait maraknya budaya perundungan (bullying culture) sesama siswa di sekolah. Oleh sebab itu, Jaringan GUSDURian dan DP3AP2KB diundang untuk ikut serta dalam sosialisasi.

Kepala Sekolah SMP Walisongo Jepara, Nurul Zulaeha mengatakan, setelah keluarga, sekolah adalah instrumen yang membentuk perilaku, karakter dan pribadi yang baik. Sehingga, anak didik menjadi unggul dalam intelektual maupun emosional.

“Pendidikan karakter perlu dan penting untuk ditempa. Dan sekolah adalah salah satu instrumen pembentukan kepribadian yang baik setelah rumah (tempat pembentukan pribadi pertama kali),” kata Nurul.

Atas kehadiran Komunitas GUSDURian Jepara dan DP3AP2KB Jepara yang diundang untuk ikut serta dalam sosialisasi, pihaknya menghaturkan terima kasih dan berharap agar SMP Walisongo dapat mencetak generasi yang berkualitas.

“Terima kasih atas edukasinya kepada siswa-siswa didik kami untuk menjadikan SMP Walisongo menjadi sekolah yang unggul dalam bidang keilmuan dan keagamaan (akhlak),” pungkasnya.

Jurnalis. Penggerak Komunitas GUSDURian Jepara, Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *