Social Media

Manusia Setara di Hadapan Tuhan: Diskusi GUSDURian Yogyakarta tentang Nilai Kesetaraan Gus Dur

Komunitas GUSDURian Yogyakarta mengadakan Diskusi Buku Ajaran-Ajaran Gus Dur karya Nur Kholik Ridwan di Griya GUSDURian Yogyakarta, pada Jumat (29/09/23).

Dalam diskusi ini, pembahasan yang diangkat adalah tentang nilai kesetaraan. Kesetaraan sendiri merupakan salah satu nilai yang diperjuangkan Gus Dur, selain 8 nilai lainnya. Sembilan nilai tersebut yaitu ketauhidan, kemanusiaan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, pembebasan, kesederhanaan, kekesatriaan, dan kearifan tradisi. Nilai-nilai ini biasa disebut juga Sembilan Nilai Utama Gus Dur.

Dimoderatori oleh Nanik Rahmawati, diskusi kemudian dipantik oleh Aji Binawan Putra, salah satu penggerak GUSDURian Yogyakarta.

Mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga itu menjelaskan sejarah dirumuskannya sembilan nilai utama Gus Dur. Menurutnya sembilan ajaran-ajaran Gus Dur ini merupakan hasil diskusi panjang dari keluarga, kerabat, serta sahabat Gus Dur tentang nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur selama hidupnya.

“Jadi sembilan nilai ini, sengaja dirumuskan dalam rangka untuk menjaga nilai-nilai yang dipegang Gus Dur dalam bertindak dan berjuang,” terang Aji, panggilan akrabnya.

Ia menambahkan, nilai kesetaraan yang dipegang Gus Dur diartikan sebagai kesamaan martabat manusia di hadapan Tuhan, dengan berlaku adil, tidak mendiskriminasi, dan lain-lain. Nilai kesataraan ini banyak dilakukan Gus Dur dalam pembelaannya terhadap minoritas, masyarakat yang terdiskriminasi, serta kaum-kaum marginal.

“Banyak upaya-upaya yang dilakukan Gus Dur dan pada akhirnya menjadi nilai penting, di antaranya yaitu kesetaraan,” ujarnya.

M. Rivaldi Abdul, salah seorang peserta diskusi menyampaikan salah satu problem dalam perjuangan nilai kesetaraan di Indonesia adalah tirani mayoritarianisme. Tirani mayoritarianisme sendiri merupakan sikap mayoritas yang mengklaim dirinya yang paling berkuasa.

“Sehingga minoritas tidak bisa mengekspresikan agama yang setara dengan yang mayoritas,” ujar mahasiswa S3 UIN Sunan Kalijaga itu.

Ia juga menambahkan kesetaraan ini tidak hanya diartikan kesetaraan gender saja, tetapi bisa juga kesetaraan beragama dan lain-lain. Ia juga menyebutkan keimanan yang dipegang Gus Dur berprinsip egaliter. Yaitu keimanan yang mengakui bahwa setiap manusia itu setara di hadapan Tuhan, pungkasnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *