Untuk memperingati Haul Gus Dur ke-14, Komunitas GUSDURian Gresik mengadakan ‘Goes to School’, yaitu edukasi kepada para peserta didik untuk meneladani Gus Dur dan mengenali 9 nilai utamanya. Kegiatan yang berlangsung tanggal 19 Desember 2023 ini juga menyasar sekolah SDN 163 Gresik dan SD Al Furqon 1 Driyorejo Gresik, Jawa Timur.
Para penggerak GUSDURian memberi wawasan tentang Gus Dur yang merupakan presiden RI ke-4, tokoh agama, penulis, dan guru bangsa. Dalam kegiatan Goes to School ini para murid juga dikenalkan 9 Nilai Utama Gus Dur yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan tradisi.
Selain edukasi tentang tokoh Gus Dur dan 9 Nilai Utama Gus Dur, para peserta didik diajak merefleksikan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu juga disampaikan oleh Nur Hamidah, kepala SD Dispendik. Menurutnya, perbedaan suku, budaya, agama menjadi hal yang wajar di kelas, sekolah, bahkan di kehidupan masyarakat.
Salah satu penggerak GUSDURian Gresik, Nur Khosiah juga memberi edukasi terkait bullying (perundungan) agar tidak terjadi pada anak meskipun perbedaan suku, budaya, maupun agama. Selain itu, ia juga mensosialisasikan tentang hak anak dan mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengatakan bahwasanya bullying itu merupakan kekerasan dan terjadi berulang, korban biasanya adalah orang yang lebih lemah.
“Mengapa bullying tidak boleh terjadi pada anak? Karena hal ini terkait hak anak, yakni hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi,” ungkapnya menjelaskan.
Secara terpisah, koordinator GUSDURian Gresik, Choirul Anwar berharap dalam kegiatan GUSDURian Goes to School ini mampu membuka cakrawala pengetahuan dan kesadaran bagi para murid untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Gus Dur tentang kesetaraan dan persaudaraan di antara sesama.
Gus Irul, sapaannya akrabnya, berharap melalui kegiatan ini tidak ada lagi bullying yang terjadi di sekolah sehingga anak bisa tumbuh dengan jiwa kesatria, bebas, dan merdeka dalam mengekspresikan diri dan meraih prestasi yang gemilang.
“Menciptakan suasana pendidikan penuh dengan rasa persaudaraan, saling menjaga, dan kesetaraan, tidak membeda-bedakan suku, ras, warna kulit bahkan agama, insyaallah Bhineka Tunggal Ika akan tetap lestari dan terjaga di bawah tangan-tangan mereka. Jika sejak dini ditanamkan wawasan Gus Dur pada anak-anak, maka dapat membuka kesadaran akan ketauhidan (kesatuan/persatuan) dalam hidup bermasyarakat,” jelasnya.