KEDIRI – Sabtu, 6 Januari 2024 Komunitas GUSDURian Mojokutho Pare dan GUSDURian Peduli mengadakan peringatan Haul Gus Dur ke-14 di Lapangan Desa Tulungrejo Kampung Inggris, Pare, Kediri yang dihadiri hampir 150.000 peserta. Acara ini adalah kolaborasi event Brengos Bersholawat bersama Gus Muhammad Iqdam Volume 6 yang diselenggarakan oleh Brengos Pro Audio, Komunitas GUSDURian Pare, dan Pemerintah Desa Tulungrejo.
Haul Gus Dur ke-14 di Kediri tahun ini menjadi acara yang sangat istimewa karena bersamaan dengan pengajian oleh Gus Muhammad Iqdam dan Majelis Sholawat Sabilu Taubah Blitar. Rangkaian peringatan Haul Gus Dur dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga dini hari.
Sejak pagi rangkaian acara dibuka dengan kegiatan aksi kemanusiaan donor darah “Humanity for all” yang menyediakan 50 kuota kantong darah untuk para pendonor. Kegiatan aksi kemanusiaan ini adalah kolaborasi antara GUSDURian Peduli dan PMI Kabupaten Kediri. Kemudian dilanjutkan penampilan sholawat dan persembahan tari sufi oleh Gambus El Majlas dari Gadungan Pare.
Acara puncak dimulai ba’da (setelah) magrib pukul 18.00 WIB dengan pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, dan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Badrus Purwanto, Ketua Lazisnu Ranting Desa Tulungrejo. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan musik etnik oleh Blank Blenk Percussion Blitar dengan beberapa persembahan lagu yaitu: Salam Damai Indonesia, Kabar Damai, dan Humanity for All karya relawan GUSDURian Peduli Lereng Kelud.
Selanjutnya talkshow “Mengenal GUSDURian lebih dekat” oleh Imam Maliki, Koordinator Wilayah GUSDURian Jatim dan Yuska Harimurti dari GUSDURian Peduli yang dipandu oleh Asri Wulandari sebagai moderator.
“Di Jawa Timur ada 33 Komunitas GUSDURian baik tingkat kota atau kabupaten. Termasuk di Kabupaten Kediri ini GUSDURian ada di wilayah Kecamatan Pare. GUSDURian meneladani 9 nilai utama Gus Dur. Gus Dur itu lucu dan menghadapi segala hal dengan santai saja. Beliau juga sangat menghormati orang yang memusuhi, mengkritik, dan mencibirnya. Dari Gus Dur kita belajar menghargai semua orang, semua umat beragama. Bahkan Gus Dur juga pernah dikatakan kafir, dan dengan santai Gus Dur menjawab dengan “ya nanti saya syahadat lagi”. Gitu aja kok repot,” ungkap Imam Maliki.
“Jaringan GUSDURian ini ruang belajar untuk nguwongke uwong (memanusiakan manusia). Gus Dur yang kita kenal juga melalui banyak proses dan yang mencintai Gus Dur juga melewati jalur yang mereka suka masing-masing. Dan pada intinya Gus Dur lebih suka disebut sebagai humanis. Terbukti dalam batu nisan beliau ditulis here rest a humanist,” ungkap Yuska Harimurti.
Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa lintas iman yang dipimpin oleh para tokoh agama yaitu: Agus Dalang dari Agama Hindu, Anes Dwi Prasetya dari Agama Buddha, Ibu Nanik dari Agama Konghucu, Elisabeth dari Agama Katolik, Aris dari Agama Kristen, Imam Maliki dari Agama Islam, dan Tri dari Penghayat Kepercayaan.
Selanjutnya memasuki acara puncak yaitu Majelis Sholawat Sabilu Taubah yang dibuka dengan sambutan-sambutan dari Ir. Matnurkasan, Pemerintah Desa Tulungrejo, M. Amrul Zen Haq Koordinator Wilayah GUSDURian Jatim, dan Her Setiawan Owner Brengos Pro Audio.
“Haul Gus Dur dilaksanakan oleh semua komunitas GUSDURian se-Indonesia. Jadi haul Gus Dur tidak hanya dilaksanakan di Tebuireng dan ndalem (kediaman) Gus Dur di Ciganjur saja, tapi juga dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh Komunitas GUSDURian termasuk di GUSDURian Pare. Di GUSDURian ada berbagai macam agama, dan Gus Dur tidak hanya milik orang Islam dan NU saja, tapi milik kita semua. Sudah saatnya kita meneladani budaya etika demokrasi Gus Dur. Gus Dur sudah meneladankan saatnya kita melanjutkan,” ungkap Zen dalam sambutannya.
Heri Setiawan menyampaikan, “Momentum besar di agenda Roadshow Brengos Bersholawat malam ini adalah Haul Gus Dur ke-14 dan teman-teman GUSDURian juga sangat luar biasa dalam waktu dua hari kita sudah melaksanakan kegiatan ini”.
Selanjutnya penyerahan cinderamata berupa dua lukisan kayu KH. Zubaidi Abdul Ghofur, simbah (kakek) dari Gus Iqdam, dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Cinderamata diberikan oleh perwakilan GUSDURian Indonesia untuk Gus Muhammad Iqdam yang diwakili oleh GUSDURian Peduli Lereng Kelud. Kemudian didoakan oleh para hadirin agar beliau dapat melanjutkan perjuangan dari Gus Dur.
Sebelum pengajian inti dimulai, terdapat persembahan pemutaran video kegiatan GUSDURian Mojokutho Pare dan GUSDURian Peduli Lereng Kelud yang ditontonkan untuk ribuan peserta yang hadir. Video tersebut adalah film dokumenter kompilasi kegiatan GUSDURian Peduli sebagai unit kerja Jaringan GUSDURian yang bergerak di bidang respons kebencanaan, respons darurat, dan layanan sosial khususnya kepada lansia di Rumah Kemanusiaan GUSDURian Pare, dan di Lereng Kelud.
Selanjutnya acara inti oleh Gus Muhammad Iqdam yang dalam pembukaannya dirinya menyampaikan, “Teman-teman dari GUSDURian masyaallah, niki wau wonten acara haul ipun Gus Dur, mugi-mugi kito sedoyo angsal barokah ilmu nipun Gus Dur, lan mugi-mugi kito sedoyo mbenjang dikempalaken kaliyan tiyang-tiyang soleh wonten surgani nipun Allah SWT, Amin Allahumma Amin (Ini tadi ada acara haulnya Gus Dur, semoga kita semua mendapat berkah dari ilmunya Gus Dur, dan semoga kita semua kelak dikumpulkan bersama orang-orang sholeh di surga-Nya Allah SWT. Amin)”.
Dalam acara puncak ini turut hadir pula komunitas GUSDURian yang berasal dari berbagai daerah Jawa Timur di antaranya Komunitas GUSDURian Batu, Kanjuruhan, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Jombang. Turut dihadiri pula Abdullah Aak Al-Kudus, Direktur GUSDURian Peduli Nasional, bersama Banu, Nofriyanto, dan Yuska Harimurti. Dihadiri pula Laila Fajrin Rauf (Ubai) dan Haiba Iskandar dari Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Imam Maliki dan M. Amrul Zen Haq Koordinator Wilayah GUSDURian Jawa Timur.
Acara puncak yang diselenggarakan dengan sangat meriah ini melibatkan banyak pihak yang saling bersinergi, bergotong royong, dan bekerja sama. Di antaranya Pemerintah Desa Tulungrejo yang berperan penting sebagai penanggung jawab lokasi acara dan keamanan, khususnya dalam mengatur ribuan peserta yang hadir. Kemudian Tim Brengos Pro Audio yang mempersiapkan segala kebutuhan teknis acara, panggung, vendor, sound system, operator, dokumentasi dan lain-lainnya. Selanjutnya GUSDURian juga melibatkan Banser Gedangsewu dalam pengamanan Gus Iqdam, Muslimat, Fatayat, ANSOR, dan IPNU-IPPNU Desa Tulungrejo dalam kepanitiaan.
Di penghujung acara ditutup dengan sholawat bersama dan pemungutan infak sosial yang dialokasikan untuk pembangunan mushola Rumah Kemanusiaan GUSDURian Pare, pembangunan kelas anak disabilitas Desa Sidorejo Pare, Kegiatan Minggu Kasih GUSDURian Peduli Lereng Kelud, dan pembangunan masjid Desa Tulungrejo.
Acara ditutup dengan meriah dan bakti lingkungan membersihkan sampah. Semoga peringatan Haul Gus Dur dan pengajian bersama Gus Muhammad Iqdam ini dapat membawa manfaat dan keberkahan untuk semua pihak. Baik untuk semua kepanitiaan yang terlibat khususnya GUSDURian, Pemerintah Desa Tulungrejo, dan Brengos Pro Audio maupun untuk masyarakat umum.