Perkembangan, kemajuan, dan kebinekaan Indonesia saat ini buah dari pengorbanan dan ikhtiar semua elemen bangsa, termasuk para pemimpin negara dan bangsa. Dengan peran dan kontribusi masing-masing, mereka memiliki tujuan dan keinginan luhur yang sama: mewujudkan Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Gerakan Nurani Bangsa (GNB) yang diprakarsai para tokoh bangsa dan agama diniatkan menjadi gerakan etis dan moral, terutama dalam menyuarakan nurani bangsa agar setiap pihak selalu mengingat cita-cita, tujuan luhur, dan tanggung jawab berbangsa dan bernegara sebagaimana diwariskan para pemimpin.
Kunjungan dan silaturahim Gerakan Nurani Bangsa dengan Presiden Keenam RI, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, merupakan lanjutan dari rangkaian silaturrahim kepada tokoh dan sesepuh bangsa. Kunjungan ini bertujuan untuk membincangkan isu-isu kebangsaan sekaligus menimba pengalamanan dari presiden keenam RI terkait proses transisi kepemimpinan. GNB diwakili oleh Dr. [HC]. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Omi Komaria Nurcholish Madjid, KH. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Dr. (HC). H. Lukman Hakim Saifuddin, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Erry Riyana Hardjapamekas Pendeta Pendeta Jacky Manuputty Ibu dan Alissa Wahid. Sebelumnya, GNB bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.
Berikut ini beberapa hal yang dibicarakan dan didiskusikan dalam pertemuan hari ini, 14 Januari 2024 di Cikeas, Bogor Jawa Barat:
- Gerakan Nurani Bangsa meyakini bahwa persatuan dalam kebinekaan, kemaslahatan, dan kemajuan yang saat ini dicapai bangsa Indonesia lahir dari niat luhur, hati dan pikiran jernih, semangat, dan ikhtiar kuat para pendiri bangsa, dan dilanjutkan oleh para tokoh negara dan tokoh bangsa saat ini. Gerakan Nurani Bangsa berpandangan, para tokoh negara dan tokoh bangsa Indonesia saat ini memiliki cita-cita yang sejalan agar transisi kepemimpinan melalui pemilihan umum 2024 berjalan damai, adil, dan bermartabat sekaligus sarana memperkuat persatuan dalam kebinekaan.
- Gerakan Nurani Bangsa mendapatkan informasi dan pengalaman berharga dari pengalaman Bapak Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden keenam RI dalam menjalankan dan memfasilitasi proses transisi kepemimpinan melalui pemilu. Kami memiliki pandangan yang sejalan bahwa pemilu merupakan rangkaian dari perjalanan penting dan menentukan kehidupan bangsa dan negara, namun bukan pemberhentian terakhir. Proses transisi kepemimpinan telah diatur dalam mekanisme konstitusional. Maka keberhasilan proses transisi tersebut amat ditentukan oleh partisipasi semua pihak dalam mengawal proses Pemilu, dan setelahnya mengawasi pemimpin yang terpilih dan pemerintahan yang terbentuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemakmuran dan kemaslahatan bersama.
- Gerakan Nurani Bangsa dan Bapak Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono memiliki harapan sama agar para calon pemimpin yang tengah berjuang meraih kepercayaan publik menjadikan momen transisi kepemimpinan ini sebagai sarana untuk menjaga martabat Indonesia yang dari tahun ke tahun dipandang sebagai negara demokrasi yang semakin matang. Setiap calon pemimpin perlu membimbing pendukungnya agar tetap menjaga semangat kebangsaan dan tidak terjebak pada semangat sesaat atau sekelompok saja.
- Gerakan Nurani Bangsa dan Bapak Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kesamaan pandangan bahwa para pemimpin negara selalu menjalankan amanah dalam berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi. Para pemimpin pada semua cabang kekuasaan menunaikan amanah dan kewajiban dengan memastikan agar transisi kepemimpinan melalui pemilihan umum 2024 berjalan damai, adil, jujur, dan bermartabat.
- Gerakan Nurani Bangsa dan Bapak Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kesamaan pandangan bahwa dalam upaya mengawal transisi kepemimpinan tetap berada dalam koridor garis demokratik, para sesepuh bangsa perlu terus menyampaikan seruan etis dan membuka ruang-ruang dialog kepada semua para pemangku kepentingan utama.
Jakarta, 14 Januari 2024
Gerakan Nurani Bangsa