Social Media

Peringati Haul Gus Dur Ke-14, GUSDURian Tangerang Ajak Masyarakat Sipil Bergerak Bersama Teladani Gus Dur

TANGERANG – Komunitas GUSDURian Tangerang bekerja sama dengan Jaringan Ahmadiyah Indonesia (JAI) Tangerang menggelar diskusi publik. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Haul Gus Dur yang ke-14. Haul tahun ini mengangkat tema “Dialog Kebudayaan dan Napak Tilas Perjuangan Sang Guru Bangsa” yang bertempat di Gedung Seni Budaya Kota Tangerang. Acara berlangsung dari pukul 14.00 – 16.00 WIB pada Minggu, 28 Januari 2024.

Melalui pertemuan ini, Ketua Pelaksana Rizki Isyatami Aulia menyampaikan bahwa GUSDURian Tangerang kembali menggelar Haul Gus Dur secara offline, setelah dua tahun belakangan diadakan secara online. Ia menegaskan, terselenggaranya acara ini bukan hanya kinerja komunitas GUSDURian belaka melainkan hasil kerja sama yang dibangun dengan organisasi-organisasi di sekelilingnya, terutama JAI Tangerang.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Tami itu berharap agar kegiatan kali ini tidak berhenti berbarengan dengan selesainya acara. Menurutnya, acara ini merupakan titik pijak bagi organisasi masyarakat sipil untuk bersama merancang-bangun langkah-langkah kebaikan berikutnya.

(Acara) ini justru jadi awal, bukan akhir. Akan ada scopescope kecil untuk berjejaring kita buat aksi-aksi baik selanjutnya, harapnya.

Sementara Wakapolres Metro Tangerang Kota, Yolanda Evalyn Sebayan memulai sambutannya dengan mengenang sosok Gus Dur. Baginya, Gus Dur merupakan sosok yang konsisten memberantas berbagai tindakan yang diskriminatif.

“Kalau kita mengenang Gus Dur satu hal yang perlu kita ingat bahwa, Gus Dur mengawali untuk menghapus diskriminasi.”

Kemudian Yolanda menyampaikan tema yang diangkat dalam kegiatan ini masih relevan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Sebab dengan keberbedaan yang ada di Indonesia masyarakat perlu membangun kebersamaan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia butuh mengakui keberagaman tanpa menyeragamkan segala hal. Lalu dalam konteks pemilu ia berharap kepada para pemuda agar menjadi aktor dalam menjaga mengampanyekan kerukunan sosial sekalipun berbeda pilihan.

“Semoga yang hadir bisa menjadi corong-corong (perdamaian) meskipun berbeda pilihan tetapi menimbulkan suatu pertentangan,” pungkas Yolanda.

Deni Koswara selaku ASDA 1 mengatakan bahwa Gus Dur disebut sebagai orang yang sangat bijak. Kebijaksanaan Gus Dur memantul kepada sikap dan kebijakannya yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat. Baginya, hal tersebut merupakan pantulan dari hati serta persinggungan Gus Dur dengan realitas. Dalam konteks pesta demokrasi ia mewanti-wanti agar setiap elemen masyarakat tidak saling mengumbar kebencian walaupun berbeda pilihan.

“Pesta demokrasi berbarengan dengan hari kasih sayang, di situ kita boleh gontok-gontokan,” tegasnya.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi publik antara lain: Muhammad A.S. Hikam (Menteri Negara, Riset dan Teknologi era Gus Dur), Trie Yunita Sari (Dosen SAA UIN Jakarta), Hafizurrahman Danang (Mubaligh Ahmadiyah Banten), Yerry Pattinasarani (Rohaniawan Kristen), dan Rodhiyah Mardhiyyah sebagai moderator. Sebagai pungkasan, acara ini diakhiri dengan hiburan grup musik Tunas Muda lalu disusul dengan doa lintas iman.

Penggerak Komunitas GUSDURian Ciputat, Tangerang Selatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *