KEDIRI – Kamis, 08 Februari 2024 Komunitas GUSDURian Mojokutho Pare menggelar Forum Demokrasi “Meneguhkan Nilai Demokrasi di Tengah Keberagaman Hari ini” bersama tim Gardu Pemilu GUSDURian. Fordem ini dilaksanakan di Rumah Kemanusiaan GUSDURian pada pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai.
Forum Demokrasi yang diikuti hampir 40 orang masyarakat umum dan anggota komunitas GUSDURian ini disampaikan oleh para tokoh lintas agama dan aktivis sosial Gen-Z. Topik pertama disampaikan oleh Pendeta Aris Dwi Cahyono dari GKJW Jatiwringin, dilanjutkan oleh Ustaz Bastomi dari Tokoh ANSOR Gedangsewu Pare.
Dalam diskusi penguatan nilai demokrasi menjelang Pemilu 2024 ini, diramaikan juga oleh Asri Wulandari selaku aktivis kegiatan sosial kemanusiaan dari perwakilan Gen-Z dan dipandu Arwina sebagai moderator dari Tim Gardu Pemilu GUSDURian.
“Penguatan nilai demokrasi bangsa kita menuju Pemilu 2024 bisa dimulai dengan memberi pendidikan untuk pemilih, khususnya pemilih pemula. Yaitu dengan cara membagikan informasi positif dan membangun tentang paslon agar pemilih dapat membuat keputusan yang terinformasi secara akurat. Perlu juga menggelar diskusi terbuka dengan teman-teman atau keluarga tentang visi dan misi calon agar membuahkan pemahaman yang lebih dalam terhadap cita-cita paslon untuk bangsa kita ini,” ungkap Pendeta Aris.
“Tidak hanya itu, perlu juga melakukan penyebaran informasi positif yang objektif tentang pemilu. Informasi akurat juga tentang proses pemilu mendatang, seperti sosialisasi hak-hak pemilih dan tata cara pemungutan suara yang benar dan sah. Itu sangat diperlukan!” tambahnya.
Selanjutnya pemaparan oleh pembicara kedua dalam forum demokrasi ini sebagai berikut.
“Pelaksanaan pesta demokrasi mendatang itu terdapat pentingnya suara setiap individu. Kita harus menyebarluaskan kepada masyarakat umum dan mengingatkan bahwa setiap suara memiliki dampak untuk demokrasi bangsa ini. GUSDURian harus mendorong partisipasi semua warga untuk menciptakan pemilihan umum mendatang dapat mewakili berbagai aspirasi masyarakat. Kita juga harus respek terhadap hasil pemilu dan jangan sampai apatis. Kita juga harus memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat umum untuk menerima hasil pemilu dengan lapang dada, menghormati keputusan mayoritas, dan terus berkontribusi dalam pembangunan kemajuan negara ini,” ungkap Ustaz Bastomi.
“Selain itu perlu ditingkatkan tentang advokasi penguatan nilai-nilai demokrasi. Pilih paslon yang diinginkan sesuai hati nurani masing-masing dan lihatlah paslon yang mewakili nilai-nilai demokrasi, keterbukaan, dan mengedepankan partisipasi masyarakat. Negara kita itu butuh pelibatan masyarakat umum yang mendorong keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan baik itu pra atau pasca pemilu untuk terus memperkuat nilai-nilai demokrasi di Indonesia,” tambahnya.
“Untuk aku seorang Gen-Z, melihat keberagaman di Indonesia hari ini dalam penguatan demokrasi itu sangat perlu untuk dibangun. Bagi pemuda-pemudi juga perlu ajakan akan pentingnya partisipasi aktif dalam pemilu mendatang ini untuk memilih pemimpin yang mewakili nilai-nilai demokrasi bangsa kita. Gen-Z juga biasanya paling banyak menghabiskan waktu di media sosial. Jadi perlu banget untuk bijak di media sosial dan menanamkan budaya aktif pengembangan literasi digital. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, kita dapat menyebarkan informasi yang benar dan menghindari penyebaran hoax atau berita palsu. Apalagi menjelang pemilu ini kan hoax dan fakta di media sosial khususnya TikTok sangat tipis sekali perbedaannya. Jadi perlu banget disaring perbedaannya agar tidak terjebak misinformasi,” tegas Asri Wulandari sebagai Gen-Z.
“Sebagai pemuda juga kita harus membiasakan diri untuk berpikir kritis terhadap informasi tentang paslon yang diterima di media sosial. Kemudian menganalisis platform yang digunakan serta program setiap paslon secara detail kritis mendalam,” tambahnya.
Dalam forum demokrasi ini, pembicara perempuan dan Gen-Z dilibatkan untuk menerapkan nilai kesetaraan dan keadilan bagi seluruh gender dan lapisan usia. Tidak hanya itu, dalam forum ini asas kebebasan berpendapat dan demokrasi juga diterapkan baik untuk pembicara maupun partisipan yang hadir.
Melalui forum ini, diharapkan kita semua bisa bersama-sama menjunjung, merawat, dan menginternalisasikan nilai-nilai demokrasi bangsa ini yang sudah menjadi tanggung jawab bersama. Harapannya, menuju pesta demokrasi pada Pemilu 2024 menjadi representasi kemajuan bangsa dan estafet kepemimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bermartabat.
Di penghujung acara, forum demokrasi ditutup dengan foto bersama dan diskusi santai seputar persiapan Pemilu 2024 bersama warga lokal yang hadir dalam acara tersebut.