Halalbihalal GUSDURian Banjarnegara: Upaya Merawat Keragaman dan Menggaungkan Ibadah Sosial

BANJARNEGARA – Rabu, 17 April 2024 Komunitas GUSDURian Banjarnegara mengadakan kegiatan halalbihalal di rumah salah satu senior Komunitas di daerah Gumiwang, Purwonegoro, Banjarnegara, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dihadiri oleh koordinator wilayah (korwil) GUSDURian Jateng-DIY, dewan pembina, penggerak, beberapa senior dan anggota muda Komunitas GUSDURian Banjarnegara. Adapun jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang, dengan komposisi 10 orang perempuan dan 25 orang laki-laki dari ragam usia dan lintas keyakinan.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan tentang refleksi satu tahun terakhir perjalanan Komunitas GUSDURian Banjarnegara oleh koordinator komunitas. “Selama satu tahun terakhir, beberapa aktivitas dari Komunitas GUSDURian Banjarnegara yang bersifat internal maupun eksternal tentunya terdapat berbagai evaluasi. Melalui Kanvas Model Komunitas terbaru yang telah disusun oleh penggerak komunitas, diharapkan membantu memetakan kegiatan komunitas ke depannya,” tutur Hanafi Slamet Sugiarto.

Henricus Toni Kristianto selaku PIC Pemberdayaan Masyarakat Komunitas GUSDURian Banjarnegara memaparkan mengenai berbagai kegiatan ke depannya terkait beberapa program yang dapat disinergikan dengan kegiatan di Gereja St. Antonius Banjarnegara melalui dana dari Keuskupan Purwokerto, “Saya sebagai bagian dari pengurus gereja bersama Komunitas GUSDURian Banjarnegara dapat berkolaborasi dalam berbagai kegiatan yang bersifat pemberdayaan dan sosial masyarakat. Melalui bantuan Jamban Sehat kepada masyarakat yang membutuhkan dengan perencanaan awal Mei 2024 mendatang kita dapat melibatkan lintas iman”.

Refleksi selama satu tahun terakhir komunitas juga disampaikan dari sisi penggerak komunitas, Nazil Mukhsinal Khilma menyampaikan, “Adanya dorongan untuk tetap melibatkan diri dan berperan lebih di dalam Komunitas GUSDURian Banjarnegara sebagai penggerak komunitas salah satunya ialah rasa kekeluargaan yang terbangun, menambah relasi terutama dengan sedulur dari lintas iman yang mana sebagai alumnus pondok pesantren membuat cara pandang semakin luas.”

Sesi setelah penyampaian refleksi satu tahun terakhir Komunitas GUSDURian Banjarnegara dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan tema “Idul Fitri ala Gus Dur” dengan narasumber Masturido, Korwil GUSDURian Jateng-DIY. “Gus Dur memaknai Idul Fitri bukan sekedar kemenangan individu setelah berpuasa di bulan Ramadan semata, lebih daripada itu juga ibadah sosial yang seyogyanya semakin bertambah dan tidak berhenti pada seremonial. Dorongan perubahan untuk lebih baik lagi dilatarbelakangi oleh niat baik, niat baik saja juga belum cukup tetapi juga mengajak orang-orang baik agar semakin tergerak untuk bisa terlibat bersama dengan harapan semakin meluas skala dan gaung akan kebaikan”.

Kegiatan halalbihalal ditutup dengan saling bersalaman, saling memaafkan satu sama lain, tidak hanya ke luar diri namun juga memaafkan diri sendiri terlebih dahulu. Dengan berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan, maka akan lebih mengarahkan kepada kebermanfaatan untuk menambah produktivitas. Tentunya harapan-harapan baik diimbangi dengan peningkatan kapasitas sebagai upaya belajar dan berproses bersama menjadi penting. Memberikan ruang bagi para anggota Komunitas GUSDURian Banjarnegara sebagai upaya merawat dan menjaga paseduluran yang telah terbangun.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banjarnegara, Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *