BONE BOLANGO – Komunitas GUSDURian Bone Bolango mengungkap adanya 6 kasus bullying (perundungan) siswa dan siswi di sekolah yang terjadi di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Pihaknya menyebut kasus bullying sebelumnya pernah terjadi di tahun 2022.
“Kasus bullying di (Kabupaten) Bone Bolango kiranya tidak asing lagi. Pada tahun 2022 lalu dan 6 bulan belakangan ini ada 6 kasus bullying yang terjadi di beberapa sekolah. Sekarang (2024) terjadi lagi di beberapa sekolah dan banyak yang menjadi sasaran korbannya,” kata Koordinator Jaringan GUSDURian Bone Bolango Rahwandi Botutihe, Kamis (23/5/2024).
Rahwandi menjelaskan bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus.
“Bentuk-bentuk bullying adalah bullying fisik, verbal, dan bullying tidak langsung. Bullying fisik misalnya menonjok, mendorong, memukul, menendang, dan menggigit; bullying verbal antara lain menyoraki, menyindir, mengolok-olok, menghina, dan mengancam,” jelas Rahwandi.
Dia pun berharap kepada seluruh elemen wajib melawan kasus bullying di sekolah. Di antaranya kasus bullying di SMA, SMK, SMP, SD di Kabupaten Bone Bolango.
“Saya selaku koordinator GUSDURian (Bone Bolango) berharap seluruh elemen bersama-sama melawan bullying yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Lawan bullying,” ungkapnya.
Tak hanya itu juga, Rahwandi menambahkan pihaknya meminta kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Gorontalo untuk memberikan sanksi kepada oknum yang melakukan bullying tersebut.
“Terutama saya meminta kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Pendidikan (Bone Bolango) dan juga BPMP (Gorontalo) selaku yang bertanggung jawab penuh dan juga kepada pemerintah daerah (Bone Bolango) agar memberikan sanksi kepada oknum-oknum yang melakukan bullying agar tak ada lagi bullying–bullying yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya.
Dilansir dari detikcom, sebanyak 30 siswi SMA Terpadu (SMAT) Wira Bhakti Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango kabur dari asrama sekolah diduga karena di-bully hingga tidak tahan dihukum oleh seniornya. Uang jajan para siswi tersebut bahkan kerap dipalak senior.
“Untuk taruni (siswi) ini 30 orang seangkatan 30 orang kabur dari asrama sekolah. Siswi SMAT Wira Bhakti Gorontalo kelas 10,” ujar orang tua salah satu siswi yang kabur bernama Shera (41) kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).
Para siswi tersebut meninggalkan asrama sekolah di Jalan Nani Wartabone, Desa Bubeya, Kecamatan Suwawa, Bone Bolango pada Jumat (10/5). Para siswi keluar dari asrama sekolah dengan memanjat pagar.
“Kalau saya cuman dapat informasi katanya satu angkatan itu termasuk anak saya juga kabur dari sekolah panjat pagar, kabur pada hari Jumat jam 02.00 Wita,” bebernya.
Shera mengatakan anaknya dan temannya yang lain di-bully hingga dihukum berjam-jam oleh seniornya. Perlakuan seniornya tersebut diduga menjadi pemicu anaknya dan siswi lainnya memilih kabur.
“Di-bully dengan kata-kata (tidak bagus) disuruh duduk sinden berjam-jam, mukenanya diikat-ikat, disuruh senior-seniornya untuk setrika baju (seniornya), uang jajan mereka sering dipakai oleh seniornya,” jelasnya.
“Kalau ada yang salah satu orang semuanya kena hukuman, diberi waktu turun dari tangga sampai mereka buru-buru jatuh (dari tangga),” sambungnya.