KARAWANG – Komunitas GUSDURian Karawang mengadakan peringatan Hari Lahir (Harlah) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Rumah Sejarah Rengasdengklok, Jumat (23/08/2024).
Sosok Gus Dur dikenal memiliki dua tanggal lahir, yaitu 4 Agustus dan 7 September. Kedua tanggal tersebut muncul karena ada kesalahan administratif yang terjadi saat Presiden ke-4 RI itu lahir. Hingga kini, dua tanggal itu dipercaya sebagai hari lahir Gus Dur.
Koordinator GUSDURian Karawang Ahmad Rohiman menjelaskan bahwa peringatan Harlah Gus Dur tahun ini diselenggarakan di Rumah Sejarah Rengasdengklok karena momentum peringatan Kemerdekaan RI, di mana pada Agustus 1945 Soekarno pernah diasingkan ke Rengasdengklok, tepatnya di rumah Djiauw Kie Siong.
“Alhamdulillah, hari ini GUSDURian Karawang mengadakan Harlah Gus Dur di rumah tempat pengasingan Presiden Soekarno 79 tahun silam. Rumah ini pernah jadi saksi detik-detik proklamasi,” ujar Rohiman, Jum’at (23/08/2024).
Di antara kegiatan rangkaian acara Harlah Gus Dur adalah tahlil kebangsaan, panggung budaya, dan bedah buku Tuhan Akrab dengan Mereka.
Ia menjelaskan, agenda Harlah Gus Dur ini dihadiri oleh para tokoh pemerintah hingga tokoh lintas iman. Mulai dari Kemenag, kepolisian, sampai para kiai, pendeta, dan tokoh agama lainnya.
Harlah Gus Dur ini juga menghadirkan narasumber untuk membedah gagasan dan pemikiran Gus Dur melalui buku Tuhan Akrab dengan Mereka. Para narasumber tersebut adalah Rektor ISIF Cirebon Dr. KH. Marzuki Wahid, tokoh muslim Karawang KH. Emay Ahmad Maehi, dan tokoh Khonghucu Karawang Wawan Wiratma.
Pria yang akrab disapa Kang Iman itu juga berharap, peringatan harlah Gus Dur ini dapat menjadi ruang dan momentum bersama untuk silaturahmi dan momentum dalam meneruskan sekaligus meneladani perjuangan Bapak Pluralisme dalam menjaga bangsa kita.
“Kami bersyukur, kehidupan toleransi antarumat beragama di Karawang masih terus terjaga. Dan malam ini adalah salah satu momentum silaturahmi untuk meneladani perjuangan Gus Dur,” ungkap Kang Iman.
Sementara itu, Dr. KH. Marzuki Wahid saat bedah buku mengatakan bahwa setiap isu yang terjadi saat ini, Gus Dur selalu menjadi rujukan masyarakat Indonesia.
“Kita tahu, hampir seluruh hidup Gus Dur diabdikan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Maka tidak heran, kalau saat ini, apa pun isunya, Gus Dur selalu menjadi rujukan,” ujar KH. Marzuki Wahid, saat memberikan materi.
“Terutama pada isu revisi UU Pilkada yang terjadi hari ini, di media sosial itu yang ramai adalah quotenya Gus Dur. Kenapa? Karena Gus Dur selalu menjadi rujukan dan relevan dengan kehidupan saat ini, meskipun Gus Dur mengucapkannya di masa lalu,” imbuh KH. Marzuki.
Pada akhir acara peringatan Harlah Gus Dur, para tokoh agama membaca doa lintas iman. Kemudian acara ditutup dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan ramah tamah.